Asal Muasal Mengenal Steemit

in #perkenalan7 years ago (edited)

IMG20170727180707.jpg

Halo pengguna Steemit Indonesia.

Tak terbilang betapa riangnya diri ini telah menjadi bagian dari komunitas besar Steemit. Pun tak sabar ingin menceritakan berbagai kisah. Menuangkan tulisan dari hal-hal sederhana yang membuat orang tersenyum, tertawa, haru, atau apalah lagi itu.

Dengan gaya khas kepenulisan ke melayuan, kuberharap tulisan-tulisan kedepannya dapat memberi nilai-nilai positif.

Baiklah para sidang pembaca berbudiman, sekarang izinkanlah untuk memperkenalkan diri ini. Namaku Wahyu Setiawan, seorang penikmat sastra dan kopi sanger. Dalam keseharian lebih banyak duduk mematung meratapi nasib. Bukan! Melainkan tenggelam dalam menanti inspirasi. Selain itu, Aku dipercayakan mengemban sebuah jabatan sebagai tukang jaga Playstation di Kedai Sabar Menanti milik ibuku.

Kini diriku juga sedang menimba pendidikan S-1, tepatnya di Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh. Di jurusan tersebutlah Aku mendalami dunia Jurnalistik dengan dibimbingi dosen-dosen luar biasa. Sungguh sangat berkesan.

Kecintaanku terhadap kepenulisan yang beralunan kemelayuan terasa sulit dilukiskan dengan kata-kata. Sehingga kalau dilepaskan memang tidak mudah, seakan-akan melekat di rongga dada. Duh.

Sekarang waktunya menceritakan perihal gerangan apa yang membuat diri ini bisa mengenal Steemit. Alkisah pada suatu malam, di kedai kopi yang disesaki tokoh-tokoh elit pemuda. Aku duduk takzim di meja belakang ditemani segelas kopi sanger. Tak jauh dari posisiku sebuah tv LED terpajang nan hormat, berukuran 60 inch menayangkan film India Inspiratif. 3 Idiots.

Entah sudah berapa kali aku menonton 3 Idiots, tiada bosannya. Lewat film itu para kaum muda maupun tua, sama-sama diajarkan bahwa janganlah meremehkan kemampuan orang lain. Bisa jadi esok lusa orang yang kita remehkan itu menjadi orang hebat. Serta kejarlah keunggulan, maka kesuksesan mengejarmu. Duh, sebenarnya kita membahas apa sih ?

Beberapa selang kemudian muncul seorang pemuda intelektual. Tubuhnya sedikit tambun, berjenggot tipis. Lalu ia duduk di sampingku. Melihat rupanya bukanlah sosok yang asing. Kami terlibat obrolan ringan, sehingga secara perlahan obrolan ini membawaku ke suatu nama nan asing, yakni Steemit.

Pemuda bertabiat sahaja itu, senantiasa memberikan pengambaran Steemit di kepalaku. Setelah mafhum akan manfaatnya. Sejurus kemudian tak kulewatkan kesempatan ini untuk mendaftar segera.

Demikianlah akhir dari perihal suatu kisah. Salam hangat dariku.