KARNAVAL AGUSTUSAN
Sebarisan anak lelaki kecil berjalan tegap gagah perkasa
Busungkan dada tajamkan mata
Memegang senapan dari pelepah daun pisang
Tanpa baju tanpa alas kaki
Celana kolor kumal penuh daki
Mulutnya riuh muntahkan peluru bak mitraliur
Dengan sengit menembak kesana kemari
Teman yang lain ada yang diikat seperti penjahat tertangkap
Ada pula sekelompok anak putri yang berpakaian perawat bergambar palang merah
Sementara yang menonton berjejer di pinggir jalan bertepuk sorak
Saat sebarisan anak-anak -yang bertingkah lucu- lewat
Sambil melambaikan merah putih bendera plastik
Menebar simpatik
Meriah suasana sepanjang jalan desa
Saat peserta Karnaval Agustusan dengan berbagai tingkah polah mengundang tawa
Ah, anak-anak
Selalu gembira
Tak peduli di rumah para orang tua tengah menanak nasi dari raskin, dengan kompor gas bertabung subsidi dan lauk sambal teri daun kemangi
Agustusan tahun ini pastinya tetap meriah seperti tahun-tahun lalu
Dan kebahagiaan anak-anak tak perlu berbiaya mahal
Tak perlu habiskan anggaran
: Merdekaaa...!!!
Kata ini setiap saat selalu dipekikkan
Dengan semangat lagu-lagu perjuangan dinyanyikan
Tanpa beban
Tanpa keluhan
Anak-anak ini, kelak akan memimpin negeri
Semoga kebersahajaan dan kejujuran tetap melekat di sikap diri
Tak luntur disodori janji
Tak lengah disuapi materi
Mungkinkah...?
Sugeng Joko Utomo, Tasikmalaya, 13-08-2018
Lingkar Sastra Gombong (Lisong)