Sejak belajar salafy, aku menjadi tahu kalau salafy itu bukan kelompok, perkumpulan, organisasi atau yang semisalnya. Salafy artinya mengikuti salaf (pendahulu dalam agama yaitu para sahabat Rasul, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in). Dengan menjadi salafy berarti kita beragama sesuai dengan bagaimana para salaf beragama. Salafy tidak memiliki ketua umum, amir, dan semisalnya.
Sejak ngaji salafy, aku mengerti bahwa kunci keselamatan di dunia dan akhirat adalah dengan mentauhidkan Allah, mengesakan Allah dalam beribadah. Makna dari laailahaillallah adalah tidak ada sesembahan yang haq (benar) kecuali Allah.
Sejak ngaji salafy, aku mengerti hak Rasulullah Muhammad shalallahu'alaihiwasallam adalah untuk diikuti. Kita tidak boleh beribadah kecuali dengan tata cara yang telah beliau ajarkan.
Sejak ngaji salafy, aku menjadi tahu bahwa Allah bukan di mana-mana, melainkan ada di atas langit di atas 'arsyNya. Allah terpisah dengan makhlukNya.
Sejak ngaji salafy, aku menjadi tahu kalau tukang bom sembarangan adalah teroris, khawarij sesat. Aku menjadi tahu kalau Amrozi dan yang semisalnya adalah sesat, bukan mujahid. Aku menjadi tahu bahwa mereka tidak sedang berjihad.
Sejak ngaji salafy, aku menjadi tahu kalau kita tidak boleh serampangan mengkafir-kafirkan seseorang. Tidak boleh serampangan membid'ah-bid'ahkan seseorang. Bahwa tidak setiap orang yang jatuh pada perbuatan kufur atau bid'ah langsung serta merta divonis kafir atau mubtadi' (ahlul bid'ah).
Sejak ngaji salafy, aku menjadi tahu besarnya hak penguasa muslim walaupun dia dzolim. Wajib mentaati mereka pada perkara yang baik, baik terkait perkara agama maupun kemaslahatan umum. Tidak boleh mengumbar aib dan kesalahan mereka di depan khalayak. Tidak boleh memberontak kepada mereka. Tidak melawan mereka walaupun punggung kita dipukul dan harta kita dirampas.
Sejak ngaji salafy, aku menjadi lebih berbakti kepada orang tua. Berkali-kali diingatkan akan besarnya hak mereka. Tidak boleh membantah perintah mereka dalam kebaikan. Tidak boleh berkata kasar kepada mereka. Bahkan kalaupun orang tua kita kafir, ternyata kita tetap diperintahkan untuk berbuat baik kepada mereka.
Sejak ngaji salafy, aku mengerti besarnya hak tamu. Bagaimana agama kita memerintahkan untuk memuliakan tamu. Untuk memberikan hidangan yang terbaik bagi tamu kita.
Sejak ngaji salafy, Sejak ngaji salafy, Sejak ngaji salafy..... Begitu banyak perkara agama ini yang baru aku tahu setelah ngaji salafy, dan lebih lebih lebih banyak lagi perkara agama ini yang belum aku ketahui dan harus dipelajari, yang tidak akan habis sampai mati pun.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan hidayah taufiq bagiku untuk mengenal salafy, mengenal jalan salaf, jalannya Rasulullah, para sahabatnya, dan generasi shalih setelahnya. Nikmat yang begitu besar yang tidak bisa digantikan dengan apapun.
Source
Plagiarism is the copying & pasting of others work without giving credit to the original author or artist. Plagiarized posts are considered spam.
Spam is discouraged by the community, and may result in action from the cheetah bot.
More information and tips on sharing content.
If you believe this comment is in error, please contact us in #disputes on Discord
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://panggahlaksono.blogspot.com/