Kasta

in #sosial5 years ago

Terlepas dari khasana ajaran Hindu, manusia pada dasarnya bertingkat-tingkat jika dilihat dari kesadaran atau kecenderungannya. Kesadaran atau kecenderungan ini beragam, ada yang kesadaran batu, ada kesadaran tumbuhan, dan ada kesadaran manusia. Kesadaran manusia memiliki tingkatan-tingkatan kesadaran, ada kesadaran tingkat materi hingga kesadaran tingkat rohani. Inilah maksud kasta yang ada pada manusia. Kasta-kasta yang berlaku di manusia bermakna level, drajat atau stratifikasi. Sehingga manusia memiliki kecenderungan pada kasta yang relevan sesuai dengan tingkat kesadaran arah pikiran manusia yang bersangkutan.

Untuk mempermudah pengertian di atas, istilah-istilah kasta dalam ajaran Hindu akan dipakai artinya hanya sebatas kata dan bukan pengertian secara harfiah dalam ajaran itu, seperti kasta barhma, kasta satriya, kasta waisya, dan kasta sudra semuanya hanya sebatas kata. Istilah kasta di sini bukan ditentukan oleh jabatannya dan juga bukan ditentukan oleh struktur sosial, tetapi dilihat dari mainset, tujuan, dan idiologi, dan pedoman hidup. Misal, seseorang yang tujuan hidupnya hanya semata-mata untuk tuhan walaupun ia seorang pemulung, kuli bangunan atau buruh pabrik maka ia berada di kasta brahmana, tapi sebaliknya, jika ia dalam hidupnya menggunakan mainset materi atau keuntungan maka ia masuk kasta waisyah (dagang) bahkan sudra meskipun ia seorang tokoh agama.

Berdasarkan konsep kasta di atas, tidak ada seorangpun yang secara utuh masuk kasta tertentu. Setiap orang memiliki kecenderungan masuk ke kasta-kasta yang ada. Ada kalanya seseorang mampu menjadi kasta brahma dan ada kalanya seseorang itu tiba-tiba masuk ke kasta sudra. Keadaan berganti-ganti kasta bagi setiap orang dianggap wajar karena hidup pada dasarnya bersifat dinamis. Keadaan berganti-ganti kasta dipengaruhi kecenderungannya masing-masing orang serta masalah yang dihadapi orang itu.

Kedudukan kasta brahma merupakan kasta tertinggi karena tujuan hidupnya didominasi oleh bentuk ketaqwaannya kepada tuhan. Kebanyakan orang secara naluriah menyadari kedudukan kasta brahma merupakan kasta tertinggi. Fitur-fitur dan syarat-syarat untuk menjadi kasta brahma menggiring seseorang mendapat kedudukan mulia di hadapan tuhan bahkan di hadapan sesama mahluk-mahluk tuhan yang lain. Kebanyakan orang menjunung tinggi seseorang yang dianggap telah mencapai kasta ini. Tidak heran kebanyakan orang berharap masuk wilayah kasta brahma.

Turun satu level dari kasta brahma yaitu kasta satriya. Kasta satriya di sini artinya orang-orang yang memiliki mainset, idiologinya atau tujuan hidupnya didominasi oleh bentuk perjuangan dan pengorbanan untuk obyek yang menjadi keperduliannya karena dirinya merasa memiliki dan menjadi bagian dari obyek itu, misal perjuangan atau pengorbanan untuk sesama, golongan, negara, bangsa, dan agama. Orang-orang ini sangat konsisten memperjuangkan idiologinya. Mereka tidak terlalu mengharapkan keuntungan dari obyek yang diperjuangkannya. Mereka rela berkorban demi idiologi yang diperjuangkannya. Terapan hidupnya mengarah pada pengabdian, pengayoman, pelayanan, perlindungan, dan pengamanan pada obyek eksternal dirinya yang menjadi fokus perjuangannya.

Level berikutnya setelah kasta satriya adalah kastra waisyah. Orang-orang yang masuk kasta waisyah arah pikiran mereka lebih didominasi oleh urusan tawar menawar untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Mereka lebih piawai mengejar duniawi. Mereka sadar batasan-batasan bidangnya dalam mencari keuntungan artinya mereka tahu diri di mana wilayah yang pantas dimasuki dalam urusan mencari keuntungan materi. Kebanyakan mereka merupakan ahli di bidang perdagangan barang maupun jasa. Mereka memahami bidangnya dengan baik. Mereka memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam urusan perdagangan dan mereka cenderung mencurahkan hidupnya untuk urusan dagang. Naluri mengejar keuntungan begitu kelihatan ketika berurusan dalam hal-hal jual beli barang dan jasa. Bukan berarti melihat kasta ini sebatas sebagai kaum pedagang saja, tapi secara terapan dalam menjalani hidupnya, mereka kebanyakan ber-mainset dagang, mereka memperlakukannya seolah-olah dalam situasi sedang tawar-menawar di dalam jual-beli. Bahkan falsafah hidupnya banyak menerapkan falsafah dagang. Kebanyakan dari mereka mainsetnya tentang keuntungan untuk dirinya bahkan urusan setelah duniawi (akhirat) tidak luput dari celah mainset keuntungan untuk dirinya, misal menjalankan ritual keagamaan tertentu dipercaya mampu mendatangkan keuntungan tertentu untuk dirinya.

Level berikutnya adalah kasta sudra. Kasta sudra hampir mirip dengan kasta waisyah yaitu sama-sama memikirkan keuntungan, perbedaan hanya terletak pada kesungguhan melangkah secara tepat untuk mendapat keuntungan artinya kasta sudra meprioritaskan mendapatkan keuntungan tapi tidak terlalu serius memperdulikan cara, etika atau kepantasan mendapatkan keuntungan, apapun dilakukan, yang terpenting mendapat keuntungan materi. Langkah hidupnya dipenuhi oleh kehendak kesenangan saja. Mereka dapat dikatakan pemalas secara harfiah, tapi juga dapat dikatakan pemalas mejalani kedisiplinan dalam mematuhi koridor-koridor kebenaran dan kebaikan. Mereka tukang mengambil jalan pintas atau tidak ingin susah payah tanpa memperdulikan kehormatan dan harga dirinya serta dampak kerugian yang ditimbulkan kepada yang lainnya bahkan dirinya sendiri.

Sort:  

Kalo pemahaman saya level manusia itu dari masukan ilmu sebagai bentuk kesadaran dan perbuatan yang berdasarkan kesadaran tadi, level akan terus naik sesuai naik kesadaran manusia ibarat kumputer yg terus di upgrate (di instal).

Benar juga pak, ilmu kelihatannya mampu mendongkrak kedudukan manusia, tapi hanya terbatas pada wilayah manusia, sedangkan kita tidak sendirian, ada tuhan, alam, tumbuhan, hewan, dan mahluk-mahluk lainnya. Ilmu itu salah satu instrumen kemuliaan. Ada instrumen lain yang lebih tinggi dari ilmu, seperti hikma dan iman, tuhan memiliki kewenangan atas dua instrumen itu. Berbeda dengan ilmu, kita masih bisa mengusahakannya untuk mekilikinya. Jika menganalogikan seperti komputer, maka sistem pendidikan yang ada sekarang terlalu sembrono, sistem itu tidak mempertimbangkan hard ware-nya dan siapa yang menggunakan. Dampak yang ditimbulkan salah pemanfaatan ilmu dan komputernya banyak yang hang. Lumayan ya pak, hanya di stimit yg mampu mendorong suasana intelektual, beda kayak di medsos lainnya.

ILMU = rangkaian keterangan yang teratur dalam keseluruhan secara bulat dan didukung oleh fakta, ini adalah ciptaan sang PENCIPTA.

  • Untuk mencapai IMAN ,HIKMA dan lain sebagainya adalah dgn ILMU yg dimaksud diatas, sedangkan pendidikan sekarang yang ada adalah dengan "ilmu" yaitu hanya sebagai cabang dari ILMU-NYA (Ilmu yg dimaksud dibedakan huruf besar dan kecil), ini yang saya pahami. jadi ILMU merupakan Ruh (penggerak) untuk Budaya semesta angkasa , bumi dan seluruh alam yang di ciptakan-NYA. ya selayaknya medsos diisi saling berbagi manfaat.

Mantap pak, penjabaran yang detail, tapi kita juga hati-hati dengan ilmu, takutnya disalahgunakan, mulane perlu hikma. Pada dasarnya ilmu merupakan tazali tuhan ke mahluknya atau sunah tuhan atau kata orang barat adalah hukum alam (mungkin orang barat malu menggunakan istilah sunah tuhan).

Saat Ini pemahaman Ilmu terbelah menjadi Dua versi: "Barat dan Timur"

  • Barat = naturalisme = Sumber Ilmu dari alam (logos besar dan logos kecil)
    A.Logos besar bersumber dari melihat/reflexy gugusan galaxy : bahwa alam matahari, bumi dan lain-lain planet bergerak (rotasi) sendiri2 tanpa berbenturan maka begitulah hidup sendiri-sendiri, sehingga terciptalah " Individualisme.

B. logos kecil = bersumber dari logos kecil melihat/refleksi bahwa setiap anggota tubuh adalah dari kumpulan sel-sel yang melebur menjadi satu gerak (seperti tangan dll), maka begitulah hidup melebur menjadi satu kelompok/kelas tertentu yang kemudian terbentuklah "Sosialisme"

  • Timur = Idealisme : Ilmu bersumber dari dalam manusia itu sendiri maka untuk memancarkan ilmu manusia harus lakukan meditasi di ibaratkan seperti mutiara di dalam lumpur.

Nah begitulah pemahaman sebagian besar Manusia mengenai sumber Ilmu yang terbelah menjadi dua golongan besar yakni Naturalisme dan Idealisme.
Bicara HIKMA adalah bersumber dari kata Muhkamat yang berarti HUKUM.

begitulah yang saya pahami mungkin ada pencerahan dari Anda ?

Khasana pengetahuan bapak begitu luas, andaikan kita orang timur konsisten dengan kecenderungannya. Kita sekarang terseret cara barat, semuanya berorientasi materi bahkan pembangunan arahnya kebanyakan didominasi wilayah materi. Ya gitulah pak, genre barat sudah muncul lama, yunani kuno mulai menampakkan genre itu, hingga benar-benar meledak sejak jaman pencerahan yang ditandai jaman keemasan islam mulai redup berlanjut ekspansi mereka ke dunia timur. Anehnya mereka menamai "jaman pencerahan", renaisan, benar-benar pede mereka menganggap pencerahan, seharusnya mereka review lagi akibat dari ulah-ulah mereka atau memang harapan meraka ingin mengexploitasi alam dan manusia semau-mau mereka.

Perbaikan Manusia dan Budaya adalah hanya dengan ILMU-NYA dimulai dari diri Sendiri dan seterusnya.

Congratulations @basuktiok! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :

You made more than 50 comments. Your next target is to reach 100 comments.

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Do not miss the last post from @steemitboard:

The Steem blockchain survived its first virus plague!
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!

Congratulations @basuktiok! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Do not miss the last post from @steemitboard:

SteemitBoard supports the SteemFest⁴ Travel Reimbursement Fund.
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!