Tuhan Tidak Butuh Polisi

in #sosial5 years ago

Beberapa di antara kita barang kali ingin bercita-cita menjadi polisi. Kedengarannya mungkin sangat menarik menjalani profesi sebagai polisi. Fitur-fitur yang melekat di profesi ini kadang membuat kebanyakan orang bangga ketika memilikinya. Tugas-tugas polisi terkenal secara umum sebagai pemberantas kejahatan, penjaga ketertiban dan keamanan masyarakat sepertinya keren. Selain profesi pegawai negara dan tentara, profesi polisi sangat diminati oleh kebanyakan pemuda-pemudi di masyarakat kita. Sebenarnya polisi tidak layak dikatakan sebagai profesi. Pada dasarnya istilah profesi rumahnya di aspek industri, ekonomi, dan bisnis. Terlalu rendah bagi kedudukan seperti polisi diberi embel-embel profesi. Wilayah mereka masuk domain satria yang tugas dan fungsinya bermuara kepada dharma bakti mereka kepada negaranya sebagai bentuk pengabdian kepada negerinya sebagaimana halnya pegawai negara dan tentara. Nafkah mereka dijamin oleh negara. Rakyat memberi bayaran kepeda mereka sesuai kemampuan rakyat. Tugas dan fungsi mereka terlalu mulia maka tidak pantas kata profesi dipakai untuk polisi. Tapi tidak apalah, masyarakat sudah senang menggapnya sebagai profesi. Kebanyakan individu-individu di masyarakat kepincut dengan fitur bayaran yang melekat di polisi dan jenis abdi negara yang lainnya. Namun pada intinya istilah polisi mengarah kepada kedudukan atau jabatan seseorang yang dianggap mampu menegakkan kebenaran, membaberantas kejahatan, menjaga ketertiban dan keamanan.

Sangking bergengsinya tugas dan fungsi polisi di mata kebanyakan orang membuat banyak orang yang menginginkan menjadi polisi. Tapi tidak semua orang mampu menjadi polisi. Perlu kemampuan khusus untuk menjadi polisi. Siapapun akan menghadapi seleksi masuk di kepolisian. Siapun akan menjalani tes fisik, tes kecerdasan, dan tes-tes lainnya untuk menunjang tugas-tugas kepolisian. Pemberkasan dan riwayat pelamarpun di telaah dengan ketat. Barrier to entry terlalu susah untuk menjadi bagian dari satuan polisi milik negara. Saya anggap keadaan ini wajar dan memang perlu agar satuan kepolisian mendapatkan putra-putri terbaiknya bangsa. Tidaklah mudah menjadi polisi dalam arti polisi secara harfiah. Namun ada beberapa orang yang menginginkan menjadi polisi jenis lain.

Polisi jenis ini memiliki template atau pola tugas dan fungsi yang sama dengan polisi milik negara. Polisi jenis ini sama mengurusi kebenaran, kejahatan, ketertiban dan keamanan. Hanya saja polisi jenis ini memiliki versi istilah kebenaran, kejahatan, dan keamanan yang sering berbeda dengan versi istilah kebenaran, kejahatan, dan keamanan yang dipakai polisi milik negara. Polisi jenis ini memiliki versi sendiri tentang kebenaran, kejahatan, dan keamanan. Terlepas dari polisi milik negara, polisi jenis ini sangat serius, tekun, dan disiplin menjalankan tugas dan fungsinya walaupun bayaran mereka tidak jelas.

Berbeda dengan polisi milik negara, rekrutmen polisi ini cukup unik. Mereka memampang pengumuman rekrutment mereka melalui medsos dan biasanya dilakukan secara detail melalui youtube. Menjadi polisi jenis ini tidak serumit polisi milik negara. Seleksi menjadi polisi ini tidak seketat menjadi polisi milik negara. Siapapun dapat menjadi polisi jenis ini. Mereka menjalankan tugasnya secara kelompok dan ada juga yang secara individu. Tingkat tugas mereka beragam di wilayah operasi mereka, ada yang sebagai peng-upload informasi, bagian peringatan, dan bagian tukang ovensive.

Tujuannya jelas, mereka berkilah sebagai polisi milik tuhan. Mereka bertugas seolah-olah sudah melakukan koordinasi dan rapat dengan tuhan. Daftar perbuatan ciptaan mereka berlaku mutlak di semua orang. Siapapun yang melakukan perbuatan yang tidak ada di daftar perbuatan ciptaan mereka maka dianggap telah melakukan pelanggaran. Sebagaian besar di antara mereka tidak perduli dengan output dari tradisi dan perbuatan yang tidak ada di daftar perbuatan ciptaan mereka walaupun nilai output-nya baik. Mereka tidak segan-segan memberantas hal-hal yang tidak searah dengan pandangan mereka walaupun hal-hal itu telah berkontribusi ribuan tahun menjaga tata moral, keluhuran, dan etika masyarakat.

Mungkin kita pernah mengalami "sindrom polisi milik tuhan" bahkan mungkin sedang berlangsung. Saya rasa itu wajar berperilaku seperti ini, tapi hindari kondisi sindrom berkepanjangan. Membaca dan ngaji diri ada kalanya sangat perlu dilakukan yaitu bagaimana memahami kapasitas keilmuan kita dan koordinat sosok kita di tengah-tengah nilai yang berlaku di masyarakat. Kita berharap agar orang menjadi baik dengan kebenaran-kebenaran yang kita tawarkan. Harap disadari, setiap orang memiliki kecenderungan masing-masing ketika dimasuki muatan nilai-nilai dan orang yang bersangkutan cenderung melihat siapa diri kita. Kita perlu meneropong lebih dalam ketikat melihat nilai-nilai yang tidak dimiliki oleh kita dan asing bagi kita. Kita boleh-boleh saja memakai nilai kebenaran-kebenaran dari literasi apapun yang telah kita pakai. Namun pada intinya, kebenaran yang hinggap di pola pikir kita kebanyakan berupa kebenaran menurut kita dan kebenaran menurut banyak orang, sedangkan kebenaran mutlak masih berada di tangan tuhan yang harus kita cari terus menerus.

Sort:  

Congratulations @basuktiok! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :

You made more than 10 comments. Your next target is to reach 50 comments.

Click here to view your Board
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

To support your work, I also upvoted your post!

Vote for @Steemitboard as a witness and get one more award and increased upvotes!

Setidaknya kebenaran yang ditonjolkan itu outputnya kebaikan dan kasih sayang y pak. bukan kebencian, debat, keseganan, atribut atau hanya perkataan belaka. Itu akibat apa yang dirasakan di diri mereka disamakan dengan apa yang dirasakan Tuhan. Mereka perlu kebijaksanaan untuk membungkus kebenaran itu sebelum diutarakan ke publik maupun individu.