WE ARE BORN CREATIVE (KITA DILAHIRKAN DENGAN PENUH KREATIVITAS)

Manusia di mata Alllah itu sama.

Tentu saja kalimat ini sudah sering kali kita dengar, sudah sering kita baca dan kita yakini kebenarannya. Karena memang Allah tidak membeda-bedakan umat-Nya. Allah hanya membedakan kita dengan amalan yang kita perbuat.

Dan bahkan Allah juga senantiasa Maha Pemurah, karena Dia masih dengan sangat murah hati selalu memberikan waktu untuk kita bertobat, untuk mengejar semua pahala yang akan membuat kita mulia di mata-Nya.

Manusia juga makhluk paling sempurna yang Allah ciptakan, tentu karena manusia adalah makhluk terbaik yang diberi akal sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan. Dan akal tersebut merupakan fitrah manusia dari Allah SWT semenjak manusia itu lahir ke muka bumi.

Dari fitrah itu kita memiliki potensi dan kreativitas yang dapat dibangun dan membangun. Bahkan memiliki kemungkinan untuk berkembang sehingga meningkat yang akhirnya membuat kemampuan kita jauh melampaui kemampuan fisik kita. Tetapi semua itu tergantung kita yang menginginkannya dan mengusahakannya.

source

source

Maka dari sinilah kita malahirkan impian-impian, untuk memelihara dan mengembangkan fitrah kita ke kehidupan yang lebih mulia. Yang lebih baik dari sebelumnya. Jadi kita harus senantiasa berusaha untuk selalu mensyukuri apa yang telah Allah berikan. Dengan terus berusaha mengembangkan akal pikiran kita menjadi lebih baik dan lebih paham.

Karena kita manusia yang Alllah ciptakan begitu sempurna maka kita sudah selayaknya terus mengejar impian-impian dan harapan itu dengan usaha, sabar dan doa. Dengan begitu kita pun akan selalu percaya pada kekuasaan Allah yang kapan saja bisa memberikan kemampuan yang lebih, sehingga kita menjadi orang yang berhasil.

Namun, dibalik usaha kita Allah senantiasa memberikan ujian dengan sebuah kegagalan misalnya, rintangan dalam perjalanan untuk mencapai semua itu. Maka karena kita punya bekal sabar kita pasti tidak akan pernah putus asa.

Jadi kita mau menunda apalagi dan takut apalagi untuk menggali dan terus mengembangkan potensi kita. Tidak perlu berkecil hati karena semua mimpi itu diciptakan sama. Kita yang memimpikan kita pula yang harus mewujudkan.

Potensi itu sebuah kemampuan yang kita punyai dan kemungkinan bisa kita kembangkan. Misalnya saja kita sangat menyukai menulis, atau pertama kita sangat menyukai kata-kata. Segala bentuk dan hal tentang kata tentang tulisan kita sukai. Maka kesukaan kita itu berpotensi. Karena jika kita kembangkan dengan memulai melatih diri membiasakan menulis, maka besar kemungkinan kita akan menjadi penulis. Itu sebuah potensi yang kita gali kemudian dikembangkan terus menerus.

Tidak ada yang mustahil di dunia ini, termasuk tidak ada yang mustahil untuk bisa sukses di platfrom Steemit ini, banyak jalan untuk bisa mengisi wallet kita <.> karena semua orang punya potensi diri, because we are born creative.

Menurut seorang Roli Supiawan ada 3 tips untuk membangun potensi diri kita

Yang pertama sering mencoba, karena kita belum menemukan potensi kita berarti kita masih mencari, maka proses pencarian itu harus dibarengi dnegan mencoba sesuatu terus menerus. Misalnya di Steemit, beberapa saat tadi saya sempat berkata kalau memang masih susah untuk mendapatkan nilai kurasi/rewards yang besar di steemit karena kebanyakan platfrom steemit itu masih banyak memakai bahasa Inggris, orang yang memberi rewards besar di Steemit masih banyak orang luar negeri yang memang tidak mengerti bahasa Indonesia. Untuk kontes-kontes besar mereka masih mensyaratkan bahasa Inggris. Maka saya seringkali memang putus semangat, secara saya tidak lancar dengan berbahasa Inggris, ada beberapa yang saya pahami namun kebanyakan yang tidak saya pahami. Mba Dwii mengatakan untuk terus menggunakan kemajuan zaman tekhnologi ini, semisal google translate. Tentang hal ini banyak yang mengatakan kalau tidak sesuai apalagi masalah bahasa majas atau diksi dalam sebuah tulisan fiksi seperti dalam postingan kak Mariska, maka semua akan berantakan artinya akan tidak sesuai dengan apa yang kita maksudkan karena kita hanya setengah menguasai bahasanya. Namun saya pikir setuju dengan apa yang mba Dwii bilang bahwa kunci sukses itu di situ. Terus belajar, jika dalam hal ini terus saja mencoba menggunakan translate pun tak apa siapa tahu ada kesalahan kemudian ada orang yang menegur lama-kelamaan proses semua ini menjadi sebuah pelajaran bagi kita. Dari kesalahan itu kita bisa tahu bahwa itu memang salah dan yang benar itu ini. Coba jika kita tidak mencoba pasti kita tidak akan tahu yang mana yang benar atau yang mana yang salah. Kebenaran sebuah praktek memang lebih cepat menghasilkan sesuatu daripada hanya menghapalkan teor saja. Bahkan diskusi atau hampir bisa dikatakan dengan debat, karena kadang dalam sebuah diskusi ada orang-orang yang memang salah mengartikan kalimat yang orang ucapkan juga akan menghasilkan sesuatu/pelajaran. Jadi jangan pernah takut untuk mencoba diskusi juga, potensi diri pun bisa kita dapatkan dari sana.
Yang kedua menurut Roli adalah memilih potensi apa yang akan kita pilih. Jika kita sangat senang dengan sesuatu hal, meskipun cape, meskipun tidak ada hasilnya secara langsung kita rasakan maka bisa jadi hal yang kita sukai itu adalah potensi/keahlian kita.
Yang ketiga adalah pengembangan. Yaitu mengembangkan potensi kita, mengembangkan hal yang kita sukai tadi jika menulis yang awalnya kita suka kemudian menjadi senang meskipun tulisan kita kerap kali hanya kita yang baca namun kita sudah merasa puas setelah menulis. Maka bisa jadi kita memang berpotensi menjadi penulis dan kembangkan dengan terus menulis, mulai mengikuti pelatihan-pelatihan tulis, ikut-ikut event, mencoba buat cerpan-cerbung-artikel hingga dari proses pengembangan itu kita bisa membuat sebuah naskah dan akhirnya menerbitkan sebuah buku. Karena bohong menurut saya jika seorang penulis tidak ingin menulis buku.

Jadi untuk sukses memang tidak instan. Tidak mudah, butuh kefokusan, butuh berpikir yang besar, dan mampu beradaptasi. Namun ketidakinstanan itu bukan berarti membuat kita tidak bergerak dan takut. Karena setiap manusia punya potensi, karena kita dilahirkan penuh kreativitas. Mimpi-mimpi itu sama hanya kita yang mengusahakan yang membuat mimpi itu berbeda.