Garis Euforia, Siti Kewe

in #story6 years ago

_DSC7563.JPG
(Petani kopi, Bener Meriah : pict by Altana)

Dari kepala sampai kaki gunung, kebun kopi mendominasi ruang hijau di tanah ini.
Ribuan ton biji kopi perbulannya bergerak menghirup udara baru di negeri-negeri nun jauh dari kepingan tanah surga, tanah kelahirannya.

Menjadi hal yang tabu jika mereka mendengar harga fantastis kopi di pasaran. Ketika dunia luar sibuk mempersiapkan kualitas dan berkompetisi untuk kopi "enak", batang-batang kopi disini masih sering ditinggal dan di jenguk saat panen atau musim buah merah tiba.

Disini para petani adalah pekerja siang malam untuk memenuhi kebutuhan dapur, ribuan mil di negeri lain adalah para pelaku kopi yang umumnya memenuhi standar status sosial. Bahkan diantara mereka menjadikan bisnis kopi sebagai ladang bisnis dengan jaminan jam terbang yang cukup tinggi, sertifikat pembuktian keahlian, ajang "icip-icip" rasa dan aroma berkualitas, mengeksplor rasa dengan angka-angka.

Petani kopi disini, masih bertukar informasi tentang varietas dengan nama lokal yang turun temurun dengan cerita tanpa konsep ilmiah. Berganti-ganti produk pupuk yang diharapkan menyuburkan tanah dan mensejahterakan vitamin kopi. Berkeliling menyebar berita tentang siapa dan berapa hasil panen puncak mereka. Perbandingan yang pada akhirnya berujung hanya cerita.

Dimana kemajuan itu terhambat menyinggahi petani kopi kami?
Di tanamannya-kah?
atau di manusianya-kah?

"ceritakan semua pada dunia, agar dunia sesekali memberimu saran bijaknya" (Sque)