A Beautiful Tea Picker [A Love Story]

in #story6 years ago

Long long ago, there was a wealthy young man who had a very handsome face and was the idol of the women in his village. He's named Jamil which means handsome. His name corresponds to his appearance. He's just like a perfect man. However, his treasures and handsomeness did not make him an easy person to have a life partner.

He was thirty years old and deserved to be married and had at least one child like his friends. His parents used to ask him about why he did not introduce a woman to be a potential partner for his life.

source

Jamil was not incapable of marriage and neither did anyone likes him. However, he was a man who had a principle and would not marry if he had not got a woman who matched the criteria he wanted.

Jamil was aware that his treasures and looks were a tremendous attraction because he did not want to be picky. He was worried that he would be wrong in choosing a soulmate. He did not want his life partner to choose him because of his treasures and his handsome face hence so that until that time he still did not have a wife.

Day after day went by and he remained with his solitude. His busyness as a tea plant owner made him almost ignorant of his life partner. He was busy with supervising and controlling his family's inherited tea plantation business.

His days were preoccupied with controlling and analyzing the progress of his family business. Almost every day, he controlled his tea garden directly even though there was a foreman as his messenger. All the tea pickers in the garden were women. Most of the workers were married and some were single or still virgin girls.

source

One day, Jamil went to the tea plantation to see the crops while inquiring about the development of tea plantations to the foreman, either about the harvest or about the workers and their complaints.

Jamil: Aceng, what are the obstacles so far ? (he asks his plantation foreman)
Aceng: One worker does not come because of illness Sir.
Jamil: Who's sick and what is her sickness?
Aceng: Mrs. Aminah Sir. She suddenly fainted when he came home from work and then could not walk anymore.

Upon hearing that, Jamil immediately told Aceng to take him to Mrs. Aminah's house to see her. Indeed, Jamil was a very good young man and not arrogant even though he was a rich man. Arriving at the home of Aminah's house, Jamil noticed a girl hanging clothes and she was so amazed to see the girl.

Aceng was shocked to see Jamil so fascinated with the woman. Intrigued, Jamil asked Aceng about that girl.

Jamil: Ceng, who is that woman?
Aceng: That's Aminah's daughter. They have only been together since their father died 15 years ago.
Jamil: Are you serious?
Aceng: Yes sir. Mrs. Aminah works only for her daughter. She is a very loyal person to her husband and never tempted to marry again.

Jamil was shocked to hear about Mrs. Aminah and her little family. In addition, he was very impressed with the beauty and simplicity of Mrs. Aminah's daughter.

Then, Aceng summoned Aminah's daughter named Shinta.

Aceng: Where is your mother and how is she?
Shinta: My mother is inside. She's pretty healthy even though she can not walk anymore.

source

Jamil was so struck by Shinta's beauty and simplicity. Jamil was very surprised that Shinta did not look as dazzled by him as any other woman out there. Shinta asked Jamil and Aceng to go inside and meet her mother.

Aceng and Jamil just sat there for a while inquiring about Buk Aminah and giving her some money for her medical expenses. Later, they returned to the plantation because no one controlled the workers. As he left Aminah's house, Jamil was still looking toward Amina's house and hoping to see Shinta before returning to the plantation.

The afternoon turned and then the evening arrived. Jamil felt very strange and uncomfortable with the situation. He did not realize that he was in love. "Why is that woman's face always caught in my eyes, am I in love?" Jamil asked himself.

The next day, Jamil returned to the plantation to check on the state of the garden and everything about the estate. Apparently, the crop was slightly reduced because one of his workers named 'Aminah' had stopped completely because of paralysis.

Finally, Jamil told Aceng to persuade Shinta to work for her mother on the estate. Without the need to be persuaded by Aceng, Shinta immediately willing to work in the Garden in order to meet the necessities of life and buy medicine for his mother.

Knowing Shinta has worked in her Garden, Jamil was getting more and more diligent to see his tea garden. Unwittingly, Jamil was summoned by Shinta's presence as he begun to fall in love with Shinta at first sight. Night changed into the night and Jamil was getting anxious and unable to sleep and made him sick...

Continued...Wait for the next part!

Best Regards @rooneey



INDONESIA


Pada zaman dahulu kala, ada seorang pemuda kaya raya yang memiliki wajah yang sangat tampan dan merupakan pujaan hati para wanita di desanya. Dia bernama Jamil yang berarti ganteng. Namanya sesuai dengan penampilannya. Dia persis seperti seorang lelaki yang sempurna. Namun, harta dan ketampanannya tidak membuat dia menjadi orang yang mudah untuk memiliki pasangan hidup.

Umurnya sudah beranjak 30 tahun dan sudah layak untuk menikah dan memiliki setidaknya satu orang anak seperti teman sebayanya. Orang tuanya selalu menanyakan tentang dirinya tentang kenapa dia tidak kunjung mengenalkan seorang wanita untuk dijadikan sebagai calon pasangan hidupnya.

source

Jamil bukan tidak mampu untuk menikah dan bukan pula tidak ada orang yang menyukainya. Akan tetapi, dia adalah seorang lelaki yang memiliki prinsip dan tidak akan menikah apabila dia belum mendapatkan seorang wanita yang sesuai dengan kriteria yang dia inginkan.

Jamil sadar bahwa harta dan ketampananya merupakan daya tarik yang sangat luar biasa karena itu dia tidak ingin salah pilih. Dia khawatir kalau suatu dia akan salah pilih. Dia tidak ingin pasangan hidupnya memilihnya karena harta dan ketampanannya makanya sampai saat itu dia masih belum memiliki istri.

Hari demi hari berlalu begitu saja dan dia tetap dengan kesendiriannya. Kesibukannya sebagai seorang pemilik kebun teh membuatnya hampir tidak menghiraukan tentang pasangan hidupnya. Dia sibuk dengan mengawas dan mengontrol usaha perkebunan teh warisan keluarganya.

Hari-harinya disibukkan dengan mengontrol dan menganalisa kemajuan usahanya itu. Hampir setiap hari dia mengontrol kebun tehnya secara langsung walapun ada mandor sebagai utusannya. Semua pemetik teh di kebunnya adalah para wanita. Sebahagian besar dari para perkerja sudah berkeluarga dan ada juga yang masih lajang atau gadis perawan.

source

Pada suatu hari, Jamil pergi ke kebun teh untuk melihat hasil panennya sambil menanyakan perkembangan perkebunan teh pada mandor, baik tentang hasil panen atau pun tentang para pekerja dan keluhan mereka.

Jamil : Aceng, apa ada kendala selama ini (dia menanyakan kepada mandor perkebunannya)
Aceng : Satu orang pekerja tidak datang pak karena sakit.
Jamil : Siapa yang sakit dan dia sakit apa?
Aceng : Buk Aminah pak. Dia tiba-tiba pingsan saat pulang kerja dan kemudian tidak bisa berjalan lagi.

Saat mendengar itu, Jamil langsung menyuruh Aceng untuk mengantarkannya ke rumah Bu Aminah untuk membesuknya. Memang jamil adalah seorang pemuda yang sangat baik dan tidak sombong walaupun dia adalah orang kaya. Sesampainya dihalaman rumah buk Aminah, Jamil melihat seorang gadis sedang menjemur pakaian dan dia sangat terkesima melihat gadis itu.

Aceng sangat terkejut melihat Jamil yang sangat terpesona dengan perempuan itu. Karena sangat penasaran, Jamil bertanya kepada Aceng tentang perempuang itu.

Jamil: Ceng, siapa perempuan itu?
Aceng : Itu anak buk Aminah. Mereka hanya tinggal berdua saja sejak ayahnya meninggal 15 tahun yang lalu.
Jamil : Kamu serius?
Aceng : Ya pak. Ibuk Aminah berkerja hanya untuk kebahagiaan anaknya. Dia adalah orang yang sangat setia kepada suaminya dan tidak pernah tergoda untuk menikah lagi.

Jamil sangat terkejut mendengar cerita tentang buk Aminah dan keluarga kecilnya. Selain itu dia sangat terkesima dengan kecantikan dan kesederhanaan putri Buk Aminah.

Kemudian, Aceng memanggil anak ibu Aminah yang bernama Shinta.

Aceng : Dimana ibumu dan bagaimana keadaanya?
Shinta : Ibu saya di dalam. Dia sudah lumayan sehat walaupun tidak bisa berjalan lagi.


source

Jamil sangat terkesima melihat kecantikan dan kesederhanaan Shinta. Jamil sangat heran karena Shinta tidak terlihat terpukau oleh dirinya seperti perempuan-perempuan lain di luar sana. Shinta menyuruh Jamil dan Aceng untuk masuk ke dalam dan menemui ibunya.

Aceng dan Jamil hanya duduk sebentar disana sambil menanyakan keadaan Buk Aminah dan memberikan sedikit uang untuk biaya pengobatannya. Kemudian, mereka kembali ke perkebunan karena tidak ada orang yang mengontrol para pekerja. Saat meninggalkan rumah buk Aminah, Jamil masih tetap melihat ke arah rumah buk Aminah dan berharap untuk melihat Shinta sebelum kembali ke perkebunan.

Siang berganti menjadi sore dan kemudian malam pun tiba. Jamil sangat tidak karuan dan merasa tidak nyaman dengan keadaannya. Dia tidak sadar bahwa dia sedang jatuh cinta. "Kenapa wajah perempuan itu selalu terniang di mataku, apakah aku jatuh cinta?" Jamil bertanya pada dirinya didalam hati.

Pada hari berikutnya, Jamil kembali ke perkebunan untuk mengecek keadaan kebun dan segala sesuatu tentang perkebunan. Rupanya, hasil panen terasa sedikit berkurang karena salah satu pekerjanya yang bernama buk Aminah sudah berhenti total karena mengalami kelumpuhan.

Akhirnya, Jamil menyuruh Aceng untuk membujuk Shinta untuk berkerja menggantikan ibunya di perkebunan. Tanpa perlu dibujuk oleh Aceng, Shinta langsung mau untuk berkerja di Kebun demi memenuhi kebutuhan hidup dan membeli obat untuk ibunya.

Mengetahui Shinta sudah berkerja di Kebun miliknya, Jamil semakin rajin ke kebun tehnya. Tanpa disadari, Jamil terpanggil oleh kehadiran Shinta karena dia mulai jatuh cinta Kepada Shinta pada pandangan pertama. Malam berganti malam dan Jamil semakin gelisah dan tidak bisa tidur sehingga dia jatuh sakit..

Bersambung.. Tunggu bagian selanjutnya...

Best Regards @rooneey

Sort:  

Keep posting good post @rooney :D

really very beautiful photo,,,, good you post😍😍 i like it

Thanks brooo,,,,, so many beautiful girls in my country.. Lol

Pemilahan foto pertama tepat sekali.

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by rooneey from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.