Seribu Rupiah, Bisakah Jadi Sedekah?

in #education6 years ago

image

Seribu rupiah adalah uang logam yang sebagian orang kurang memberi perhatian kepadanya. Biasanya kalau belanja atau membeli apa saja, jika dapat kembalian uang logam Rp.1.000,- atau 500 itu sering sebagian orang mengabaikannya. Bukan dibuang memang, tapi dia dibiarkan begitu saja dikamarnya setelah seseorang tiba di rumahnya. Ya, saya pribadi seperti itu. Sering uang logam recehan itu saya biarkan di kamar, kadang-kadang sampe menumpuk juga hingga ratusan.

Nah, pernah terbayangkan tidak kalau uang itu bisa bernilai besar juga, lho? Ya, uang itu kita sedekahkan. Ini akan bernilai plus dan mendapag balasan lebih banyak, bahkan disebutkan dapat balasan hingga sepuluh kali lipat.

Namun, sudah benarkah cara bersedekah kita saat ini?

Saya sering memperhatikan di toko-toko di pusat kota daerah kutinggal. Ketika datang para peminta-minta, begitu mudahnya sang pemilik toko mengambil recehan yang barangkali memang sudah disiapkan itu memberikan kepada siapa pun yang datang meminta-minta. Pertanyaannya, begitukah hakikat sedekah?

Sahabat, jangan pernah membunuh seseorang dengan sedekahmu. Jangan membuat mereka malas karena pemberianmu. Juga jangan membuat mereka tambah bandel dalam melakukan kegiatan "tangan di bawah" itu.

Pernah saya baca dalam sebuah tulisan, saya lupa siapa penulisnya. Di sana disebutkan pada zaman Rasulullah pernah ada seorang pengemis datang ke masjid di mana para sahabat berkumpul. Ada beberapa sahabat yang memberikan sedekah kepadanya semampu mereka. Lalu, Nabi menegur mereka. Jangan buat dia betah dalam mengemis. Dia termasuk orang yang mampu bekerja.

Nabi bertanya, apa yang bisa kau ambil untuk kau jual duhai pengemis? Pulang dan ambillah. Pulanglah pengemis itu dan membawa barang yang bisa ia jual. Nabi dan sahabat membelinya dengan nilai lebih, dan dijadikan sebagai modal usaha. Lalu orang pengemis itu selanjutnya telah menjadi pengusaha.

Lihatlah bagaimana Rasul mengajarkan hakikat sedekah. Penerapan kita hari ini?

Kisah lain, kita mengharapkan ridha Allah dengan bersedekah. Bagaimana mungkin kita menggapai ridha-Nya sementara ridha hamba-Nya saja tak mampu kita gapai. Ya, ini jika sedekah kita malah membuatnya sakit hati.

Analoginya begini, jika ada seorang yang dewasa kita berikan uang Rp.1.000,-. Kira-kira bisa dibayangkan bagaimana perasaannya? Apakah ia akan mengira kalau kita mengejeknya? Senangkah hatinya?

Lalu, uang Rp.1.000,- itu kita berikan untuk anak-anak yang barangkali memang tidak ada kebutuhan apa-apa. Dengan uang itu ia bisa jajan membelikan permen atau semisalnya.

Dua perbandingan ini, uang seribu rupiah, akan menjadi sedekah jika kita sedekahkan untuk siapa? Atau jika dua-dua masuk dalam kategori sedekah. Kira-kira mana yang lebih besar manfaatnya? Percayalah, yang mana lebih mampu kita buat mereka senang dan tersenyum, disanalah letak balasan yang besar juga.

Sekian semoga bermanfaat!