Rindu, Sebuah Alasan untuk Pulang

in #esteem6 years ago

image

Tahun 2018, tepat 10 tahun saya tidak lagi tinggal bersama orang tua. Sejak memutuskan untuk melanjutkan studi di ibu kota provinsi, pulangnya hanya setahun sekali. Idulfitri momentum pulang kampung yang tak pernah saya lewatkan.

Hampir tidak ada orang pulang hanya sekadar pulang. Umumnya kita pulang karena rindu. Kita rindu orang tua (Jika sudah meniggal, berziarah ke kuburannya), rindu orang-orang di kampung, rindu teman-teman masa kecil, rindu suasana tempat kita bermain debu dan lumpur, tradisi, dan adat istiadat di desa.

Kita senang, walaupun usia kita sudah dewasa masih ada yang memanggil kita "nyak (nak)" oleh orang tua dan guru-guru kita. Sehebat apapun kita, bagi orang tua kita, kita adalah anak-anak. Itu menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi kita.

image

Setiap Idulfitri selalu banyak cerita. Bertemu dengan teman-teman lama. Bernostalgia saat masih bermain letak umpet, mencari ikan di sawah, menangkap burung di hutan, mencari buah-buahan hutan, hingga bermain perang-perangan dengan senjata bambu.

Teman-teman itu kini semua sudah berubah. Ada yang sudah menjadi teungku (ustaz), ada yang kerja di perusahaan besar di luar negeri, pegawai negeri, bahkan ada juga yang bertahan menjadi petani dan pekebun melanjutkan pekerjaan mayoritas masyarakat di desa.

Saat lebaran seperti ini, sungguh bahagia bisa reuni bersama mereka. Jangan kita katakan ada yang tidak beruntung, semua beruntung, hanya saja tempat kita mencari nafkah dan bertahan hidup dengan jalan masing-masing. Itu semua pilihan. Apa yang kita peroleh saat ini semua yang kita pilih sendiri.

image

Di kampung kita masih bisa menyaksikan kue dan makaman tradisional. Kita masih bisa mengamati saling kunjung mengunjung ala orang-orang di desa. Sikap gotong-royong masih dipertahankan, walaupun sedikit demi sedikit mulai terkikis oleh informasi "sesat" dari televisi.

Kita kadang tertawa sendiri mengingat kenakalan kita masa-masa kecil. Orang tua saya selalu melarang saya ke sungai, mereka khawatir saya tenggelam, tapi tetap saja ke sana walaupun begitu tiba di rumah kena cambuk di kaki.

Yang lebih indah lagi saat di kampung itu, uang terasa masih begitu lebih bernilai. Jika di ibu kota kita ngopi dengan empat orang teman tidak cukup uang Rp100 ribu, tapi di kampung, dengan uang Rp50 ribu kita bisa membayar kopi sewarung.

image

Beberapa hari di desa sudah lumayan cukup untuk kita bernostalgia dan menghilangkam stres. Selamat datang Syawal, mari kita kembali ke aktivitas setelah lebaran usai nanti. Jadilah manusia yang lebih baik, karena kita sudah melewati latihan selama sebulan.[]

Thanks for dropping by

image

Sort:  

THE child is so cute

Hhaha my nephew :D

Ka jaya, pulang ju..pulom

Alhamdulillah... Nyoe kana di gampong

Pat Gampong tgk

Bayi, Kecamatan Tanah Luas, bang

Setidaknya Saya tahu asai muasal @hayatullahpasee Dan ianya mulai berkarir

Iya kang @ariframdan, anak desa yang merantau ke kota.. Hahahaha

Bagaimana polosnya wajah desa melongo Dari jendela L300..."oh ini Kota Bireuen... Ramai sekali " gumamnya Dalam hati

Hahhaha bukan kota Bireuen, tapi Beureunuen... Depan masjid Abu Beureueh.. Hahhaha