Tausiyah Literasi- Review 2,5 jam bersama penulis handal ( Chapter I- Bilingual )

in #esteem6 years ago (edited)

()

Sekilas tersirat dari judul " Tausiyah Literasi" terlintas di benak kita akan ada siraman rohani untuk para peserta yang mengikuti kelas menulis yang diadakan oleh Fame( Forum Aceh Menulis ) chapter Lhokseumawe.
Yupzz... Saya rasa tidak berlebihan acara ini dinamakan dengan tausiyah literasi karena output yang dihasilkan memberikan kontribusi yang nyata bagi para peserta yang berasal dari kampus peradaban "IAIN Lhokseumawe "

The implicit glimpse of the title "Tausiyah Literasi" crossed our minds that there would be spiritual spray for the participants who attended the writing class held by Fame (Forum Aceh Tulis) chapter Lhokseumawe.
Yupzz ... I do not think so it was excessive this event called tausiyah literasi because the resulting output gives a real contribution for the participants coming from the campus of civilization "IAIN Lhokseumawe"

Kenapa saya berkata demikian? acara yang dimulai dari jam 14.00 sampai dengan 16.30 ini terasa berlalu begitu cepat. Untaian kata-kata " tausiyah literasi" dari pemateri membuat para peserta hanyut dalam menemukan jati diri untuk bangkit menulis, itu yang saya rasakan secara pribadi. Saya melihat dari antusiasme para peserta mungkin merasakan hal yang sama.

Why did I say that? the event that begins at 2 pm to 4:30 pm feels so fast. The string of words "tausiyah literasi" from the speaker makes the participants drift to find the identity to rise in writing, that was what I personally do. I am sure,the enthusiasm of the participants may feel the same.

P_20180428_145721 (1).jpg

"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian "
Saya sangat tertarik dengan kata-kata terakhir dari kutipan Pramoedya Ananta Toe " Menulis adalah bekerja untuk keabadian". Seseorang akan dikenal secara abadi dengan tulisannya disaat dia tidak bersama kita lagi. tapi seorang yang inteligensi nya tinggi tanpa menulis akan menyisakan nama yang terkenal tanpa ada karya yang ditinggalkan. Pemateri mengupas kutipan ini secara mendalam, menjadi orang yang biasa-biasa saja tapi menuangkan ide biasanya dalam bentuk tulisan lebih bermanfaat dibandingkan menjadi seseorang yang luar biasa tanpa ada tulisan yang dihasilkan.

"Someone could be clever as high as the heavens but as long as he does not write, he will disappear in society and from history. Writing is working for immortality"
I was very interested in the last words of Pramoedya Ananta Toe quote's"Writing is working for immortality". Someone would be known eternally with his writing when he was not with us anymore. but a man of high intelligence without writing will leave a famous name without any work left behind. Speaker peeled this quote deeply, being a mediocre person but pouring ideas usually in the form of writing is more useful than being a great person without any writing produced.

P_20180428_145402.jpg

Saya tidak ingin mengupas secara terperinci esensi dari acara " Tausiyah Literasi " ini tanpa memperkenalkan dulu siapa pemateri yang sebenarnya. Pada pengumuman yang terpampang di pembukaan tulisan , pembaca bisa melihat seorang dosen antropologi unimal @teukukemalfasya , penulis sekaligus pemerhati sosial , tulisan beliau sering dimuat di harian serambi pada bagian opini. Saya belum berjumpa beliau secara langsung , namun sering membaca tulisannya di beberapa media baik media massa dan media media sosial. Pada kesempatan ini saya ingin bertemu langsung dan mendengar tausiah literasi beliau. Namun apalah daya, kami belum dipertemukan dalam sebuah forum hebat.
Namun, rasa haus saya akan tausiyah literasi terobati dengan dihadirkannya bang @ayijufridar yang saya kenal melalui platform steemit dan saya yakin mereka semua adalah orang-orang hebat yang memiliki segudang ilmu dalam kepenulisan yang telah merasakan asam dan garam , pahit getir tulisan yang ditolak oleh penerbit sehingga bisa mencapai puncak kejayaan beliau masing-masing.

I do not want to explore in detail the essence of this "Tausiyah Literasi" event without first introducing about the real presenters. In the announcement emblazoned in the opening of the text, the reader can see a lecturer of antimalology @teukukemalfasya, writer and social observer, his writings are often published in the foyer on the opinion section. I did not him directly, but I often read his writings in several media both the mass media and social media. On this occasion I want to meet directly and listen to his literacy speech. But whatever the power, we have not met in a great forum.
However, my thirst for literacy speech was healed by the introduction of bang @ayijufridar which I know through the steemit platform and I am sure they were all great people who has a myriad of knowledge in authors who have tasted acid and salt, bitter writings rejected by publishers so they could reach their own glorious peak.

photo.jpg!

To be Continued... ( Chapter II )

Sort:  

Congratulations @mirzatanjongan! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes received

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.

To support your work, I also upvoted your post!
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!

Good 👍
Keep writing Mirza

Loading...