Renungan : Masa Kecil dan Al-Qur'an

in #esteem6 years ago (edited)

Saat mendengar anak-anak membaca Al-Quranul Karim dengan lantunan yang merdu, ayat-ayat itu merasuk begitu lembut ke dalam sanubariku, menembus dinding-dinding kalbu yang kelabu. Saya merasa seperti bunga yang bermekaran indah di pagi hari...

Saat kecil dulu, setiap malam melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an bersama dengan taman-teman di rumah. Orang tuaku selaku guru mengaji menyimak makhraj huruf, beliau akan membetulkan di mana letak kesalahan bacaan kami. Zaman sekarang lebih dikenal dengan istilah Tadarus. Terkadang saya juga menggantikan posisi mereka di kala kedua orang tuaku sibuk.

Setelah besar saya pun mondok di sebuah pesantren yang sehari-harinya lebih banyak fokus ke ilmu Tajwid dan lebih banyak membetulkan bacaan salat. Karena salat tanpa bacaan yang benar maka salat tersebut tidak akan sah selama orang tersebut bukan dalam keadaan belajar. Karena diriku sudah punya basic tentu tidak terlalu sulit. Bunda di tempat kami mondok juga terkadang menyuruhku untuk mengajari kawan-kawan yang belum terlalu bisa.

Pun setelah menikah, saya mengajari membaca Al-Qur'an. Tapi itu dulu sekali, saat diriku belum punya momongan. Kebetulan bersuamikan seorang ustadz dan kami tinggal di pesantren sebagai guru.

Masih teringat saat hamil anak pertama, begitu seringnya saya membaca Al-Qur'an. Tiada malam tanpa melantunkan ayat-ayat suci itu, aku bersama dengan suami tercinta, harapan kami, hanya ingin memperoleh seorang anak yang solehah dan baik perangainya. Amin Ya Allah...

Pernah Bunda di pesantren kami membacakan sebuah kitab, bahwasanya rumah orang-orang yang membaca Al-Qur'an akan bersinar seperti bintang. Itu terlihat dari langit. Aku ingin rumahku bersinar seperti bintang dari bumi ke langit.

Karena kesibukanku sebagai seorang ibu dengan tiga orang puteri ditambah lagi dengan pekerjaan sebagai seorang guru honorer di sebuah SMP swasta, bagaimana rumahku bisa bersinar? Memegang dan membaca Al-Qur'an saja diriku tidak sempat, tetapi memegang handphone dan membaca aneka pesan dari berbagai sosial media diriku tidak pernah ketinggalan. Ya... Itu hanya alasan, alasan malas beribadah. Kesibukan bukanlah alasan. Padahal dunia hanyalah tempat persinggahan sementara. Akhiratlah yang kekal...

Saat ini, saya sangat merindukan masa-masa kecil itu. Masa-masa di mana membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an adalah kewajiban dan lembar demi lembar itu kami habiskan dengan penuh semangat. Ada kebahagiaan tersendiri saat kami membaca Al-Qur'an dengan tiada kesalahan sedikitpun.

Tulisan ini bukan bermaksud menyindir, tetapi jika ada dari kita yang merasa tersindir saya tidak keberatan. Ini hanyalah sebagai renungan buat diri sendiri, semoga bisa lebih mendekatkan diri kepada ilahi dan memperbanyak amalan di akhirat kelak... Amin Ya Rabbal A'lamin....
images (5).jpeg
Sumber dari
http://ummuhabibah.com/agar-anak-cinta-al-quran/

Salam hangat dari saya @Vawzyaa

Sort:  

Congratulations @vawzyaa! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of posts published

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

To support your work, I also upvoted your post!

Do you like SteemitBoard's project? Then Vote for its witness and get one more award!

Congratulations @vawzyaa! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Do not miss the last post from @steemitboard:

SteemitBoard - Witness Update
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!