Menilik Keberadaan Bioskop di Aceh

in #esteem7 years ago

image
Photo Source

Tren bioskop di Aceh kembali menyeruak seiring dibolehkannya pembukaan bioskop oleh Pemerintah Arab Saudi setelah 35 tahun vakum. Sebagai bangsa penganut syariat islam yang fanatik, hiburan di Arab termasuk barang mahal. Pasalnya warga harus mengeluarkan uang miliaran mengunjungi taman hiburan di Dubai dan Bahrain tiap tahunnya untuk dapat menonton film.

Kebijakan Pangeran Mohammed bin Salman membuat warga Arab Saudi menyambut histeria karena berdekade-dekade, bioskop dilarang di sana. Melansir CNN Indonesia kebijakan ini bertolak belakang pendapat ulama tertinggi dan kelompok konservatif di Arab masih berpendapat bioskop bisa melakukan korupsi moral, seperti yang disebutkannya pada Januari lalu. Mereka berpendapat bioskop ancaman terhadap budaya serta agama, karenanya ditutup pada 1980-an.

Mengenai kebijakan hadirnya bioskop di Banda Aceh yang digagas Walikota Aminullah Usman, dikutip dari detik.com Pak Amin mengatakan terkait kebijakan hadirnya bioskop telah diberikan dengan ulama dan pihak terkait lainnya. Dalam pembahasan tersebut, muncul kesimpulan bahwa terkait perizinan bioskop akan dilakukan studi banding terlebih dulu ke negara-negara Islam.

Terkait rencana studi banding yang digagas Walikota bersama ulama kita ke Arab Saudi atau negara Islam lainnya untuk mempelajari bagaimana pengaturan soal konser musik dan bioskop di sana. Langkah ini juga didukung Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Aceh, Sudirman/Haji Uma Senator Aceh yang mengurusi pendidikan, sosial, agama, dan seni budaya, itu mengatakan, bioskop bukanlah hal tabu yang dapat mengundang maksiat. Akan tetapi, bisa menjadi sarana dakwah dan pengembangan pengetahuan yang bisa mendidik masyarakat.

Akan tetapi, menurut Haji Uma dikutip serambinew.com harus ada klausul-klausul yang dipenuhi dalam pemutaran film pada bioskop di Aceh. Salah satunya, tak mengandung unsur pornografi yang dapat merusak akhlak masyarakat. Selain itu, film- film tersebut harus telah melalui badan sensor film sehingga tak bertentangan dengan budaya lokal.

Karena menilik sejarah pemerintah Aceh tak pernah punya kebijakan yang menutup bioskop. Kalaupun kini Aceh tak lagi punya bioskop, itu lantaran ekses konflik yang pernah melanda Aceh dan pengusaha bioskop menganggap Aceh bukan tempat yang nyaman berinvestasi membangun bioskop.

© Yus Efendi

image

Sort:  

Bg nyo nak jak u arab pakat lon sidro teuk beuh..hehe