Cerbung : Catatan Nasib Isma'il (si Ma'e)

in #fiction7 years ago (edited)

Created by : @alvapurba17


Hai para sahabat Steemian dimana pun Anda berada, semoga kita semua berada dalam keadaan sehat wal 'afiat dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Pemurah.

Pada kesempatan kali ini saya akan mempersembahkan sebuah cerita fiksi yang bertema kehidupan. Cerita yang bertipe cerbung (cerita bersambung) ini akan saya posting per episode / part disetiap minggunya, total ada 15 episode. Berhubung saya sebagai seorang penulis pemula, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman sekalian demi kesempurnaan cerita ini untuk selanjutnya. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama serta latar belakang peristiwa pada cerita ini, hal ini merupakan fiktif belaka dan jauh dari unsur kesengajaan penulis.

Semoga bisa hikmah dari setiap pesan yang tersirat dalam cerita ini, dan bisa menjadi pembelajaran dalam kehidupan kita sehari-hari. Amiiinn.
Saya mulai cerita ini dengan mengucapkan, Bismillahir rahmanir rahiim.


Sinopsis

Dalam cerita ini, mengisahkan tentang kehidupan seorang pemuda desa yang ingin mengubah nasib di kota. Perjuangannya selama di perantauan tidak semulus yang ia bayangkan. Banyak cobaan dan tekanan yang ia hadapi sampai suatu saat ia mengalami depresi yang cukup berat. Namun ia tak mau terlalu lama tenggelam dalam keterpurukan, ia mulai bangkit kembali dan berusaha dengan tekad yang kuat sambil berdoa kepada Tuhan agar diberikan ketabahan dan hasil yang terbaik. Hingga pada akhirnya Tuhan mendengar dan melihat doa serta usahanya.

Seperti apa kelanjutan kisah dari Isma'il ini ?
Mari ikuti kisah perjalanan hidup Isma'il dalam cerita "Catatan Nasib Isma'il".

Selamat menikmati !!

image


Prolog

Perjalanan ini.. terasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk disampingku.. kawan
Banyak cerita.. yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan....

Tubuhku terguncang.. dihempas batu jalanan
Hati bergetar.. menatap kering rerumputan
Perjalanan ini.. seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih..

Cuplikan lagu dari salah satu penyanyi legendaris negeri ini terdengar begitu syahdu, menemani perjalanan seorang pria yang berbaring santai didalam sebuah minibus. Matanya seolah tak pernah lepas dari pemandangan gunung Seulawah yang tampak di sebelah kanannya, sambil merenungi nasib yang akan ia jalani di ibukota tercinta, Kutaradja.
Si Ma'e, begitu para warga kampung tempat ia berasal memanggil pria yang bernama asli Ismail ini. Berangkat dari sebuah desa yang berada di pedalaman kabupaten Aceh Timur, si Ma'e pergi mengadu nasib ke ibukota dengan harapan agar bisa menjadi orang yang sukses di kemudian hari.

Sambil menikmati keindahan yang ada disekitarnya, Ma'e teringat akan petuah dari emaknya.


"Nak, jaga dirimu baik-baik selama disana ya.. Kehidupan di kota itu keras nak, emak harap kamu bisa menjalani kehidupan disana dengan sabar, dan kamu jangan sampai terpengaruh oleh gaya pergaulan yang bisa membuatmu rusak ya nak..."

"Iya mak.. Mail janji akan selalu mendengar kata-kata emak, Mail janji akan menjaga diri Mail selama disana.. Doakan Mail supaya saat pulang nanti, Mail menjadi orang yang sukses dan bisa membanggakan keluarga.." sahut si Ma'e.

"Jangan berjanji pada emak, tapi berjanjilah pada dirimu sendiri.. Emak disini pasti akan selalu mendoakan kebaikan untuk Mail, anak emak satu-satunya.." tutur si emak.


Begitulah percakapan antara si Mail dan emaknya sebelum ia berangkat pergi meninggalkan rumah tercinta. Hanya emaknya saja yang mau memanggilnya dengan nama Mail atau Ismail, sedangkan kerabat dan tetangganya lebih memilih untuk memanggilnya dengan sebutan Ma'e. Entah apa yang membuat mereka memanggilnya dengan nama plesetan itu, seperti telah menjadi sebuah kebiasaan memanggil nama orang dengan sebutan yang aneh.

Ismail merupakan anak sulung dari dua bersaudara, dia mempunyai seorang adik perempuan yang masih duduk di kelas 2 SMP. Emaknya bernama Fatimah, sedangkan ayahnya telah meninggal 3 bulan yang lalu akibat sebuah kecelakaan saat sedang bekerja yang pada saat itu ikut dalam pengerjaan sebuah jembatan sebagai buruh kasar. Sepeninggal sang ayah, kehidupan ekonomi mereka pun semakin sulit. Penghasilan mak Fatimah sehari-hari sebagai penjual gorengan tentu tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka, Isma'il yang baru saja tamat SMA belum mempunyai pekerjaan tetap di kampungnya.

Pekerjaan carut-marut dan comot sana-sini yang berupah dibawah rata-rata, membuat Ismail berfikir dan berusaha bagaimana pun caranya harus bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang pasti. Ia sadar bahwa sekarang ia telah menggantikan posisi sang almarhum ayah sebagai tulang punggung keluarga, sudah pasti segala kebutuhan keluarga menjadi tanggung jawabnya saat ini.

Hingga pada suatu hari, ada salah seorang temannya yang berada di Kutaradja memberitahukan bahwa di sebuah perusahaan distributor barang sedang membutuhkan beberapa orang pekerja sebagai tukang pengangkut barang. Temannya pun menjelaskan bahwa gaji yang ditawarkan cukup lumayan.


"Halo Ma'e !! Gimana kabarmu sekarang ? Masih bertahan di kampung ?"

"Alah kamu ini.. Bisa gak sih panggil nama aku yang agak bagus dikit kek.." ketus Ismail dengan wajah agak sedikit sebal karena dipanggil Ma'e oleh temannya.

"Hahahaha sory deh, gitu aja pun ngambek loe !! Oh iya, apa kegiatanmu di kampung sekarang Ma'il ?"

"Ya gitulah San.. masih carut marut nih, belum ada kerjaan yang tetap.. Penghasilan pun pas-pasan !! Kalau begini terus kasian juga si emak San, mana si adik aku masih banyak perlu kebutuhan untuk sekolahnya.. Bantuin cari info lah San, mana tau ada lowongan disana !" curhat Ismail kepada temannya yang bernama Ikhsan.

"Nih kebetulan memang ada info lowongan kerja di perusahaan distributor barang di sekitaran Kutaradja, makanya aku hubungi kamu 'il.. Gajinya yaa lumayan lah sekitar 1,5 juta, tapi makan sehari-hari dan tempat tinggal ditanggung oleh perusahaan.. posisinya nanti sebagai buruh pengangkut barang !" kata si Ikhsan.

"Waaahh boleh juga tuh San !! Gak apa-apa deh walaupun cuma jadi buruh angkut, sekalian cari pengalaman di luar sana.. Kapan aku bisa berangkat kesana San ?" tanya Ismail dengan antusias.

"Kalau memang kamu udah yakin mau bekerja disini, hari ini kamu sudah mulai bisa mempersiapkan segala keperluanmu.. Besok kamu berangkat dan nanti bakal aku jemput setibanya kamu di Kutaradja !"

"Baiklah San !! Kalau begitu aku bersiap-siap sekarang, besok pagi aku langsung berangkat kesana !! Terima kasih atas informasinya ya San.. kamu memang sahabat terbaik yang pernah aku kenal !! Hehehehe.." seru si Ma'il dengan begitu bersemangat.

"Alaahhh gaya lue tuh 'il !! Santai aja kalee.. namanya jugak sahabat, yaa harus saling berbagi lah !! Pokoknya aku tunggu kabar dari kamu besok 'il, oke ??!!" sahut sahabat si Ma'il dari seberang sana.

"Siaapp broo !! Besok aku kabarin lagi !". Pembicaraan via telepon pun terputus.


Setelah itu, Ismail segera memberitahu kepada emaknya tentang kabar yang disampaikan oleh sahabatnya itu sambil meminta restu dari emaknya untuk pergi merantau. Si emak pun menyambut baik permintaan anaknya dan merestuinya untuk pergi. Tak lupa juga mak Fatimah menyampaikan nasihat dan pesan kepada si Ma'il agar bisa menjaga dirinya baik-baik selama dalam perantauan.

Keesokan harinya, Ismail pun berangkat dengan hati yang agak berat karena harus meninggalkan emak dan adik satu-satunya. Sebelum berangkat, si Ma'il berpesan kepada emak dan adiknya.


"Mak, jaga kesehatan emak baik-baik ya.. Jangan terlalu capek dan jangan terlalu dipaksakan untuk berjualan.. Kalau emak butuh apa-apa, jangan lupa untuk kabari Ma'il ya mak.."

"Iya anakku.. Ma'il juga sering-sering kasih kabar sama emak selama Ma'il disana ya, jaga diri kamu baik-baik nak.." tutur si emak.

"Iya mak.. Kamu juga ya dik, tolong jagain emak kita selama abang tidak ada dirumah.. Belajar yang rajin dan jangan malas untuk membantu emak.. Cuma kamu yang bisa abang harap untuk menjaga emak.."

"Baik bang, Rani bakal selalu jaga emak dan bantuin emak disini.. Rani akan selalu doain abang supaya abang menjadi orang yang sukses suatu hari nanti.." sahut si adik yang bernama lengkap Rani Ananda sambil tersenyum manis.

"Hehehehe.. Makasih ya adikku sayang.. Abang janji kalau abang sukses nanti, abang akan menanggung biaya pendidikan kamu sampai kuliah nanti.." jawab si Ma'il sambil mengelus lembut kepala sang adik.

"Amiiiinn ya Allah.. hati-hati di jalan ya abang.." Ismail hanya ternyum mendengar perkataan si adik, kemudian memeluk adiknya dengan hangat dan penuh kasih sayang.
Begitulah Ismail, sangat menyayangi adik satu-satunya, begitu juga dengan Rani. Mereka terlihat sangat akur, tidak pernah terjadi pertengkaran diantara mereka. Ismail yang selalu bersikap lembut dan tidak pernah berkata kasar, dan si adik yang selalu menurut apa yang diucapkan oleh sang abang. Sebuah keluarga kecil yang sangat harmonis.


image


Minibus yang ditunggu-tunggu telah tiba di depan halaman rumah Ismail, dengan segera Ismail pun mencium tangan si emak sambil memeluknya dengan erat... seperti berat rasanya meninggalkan keluarga tercinta.

"Sudahlah nak.. cepatlah berangkat.. Minibus tidak mau menunggu terlalu lama.." ucap si emak mengingatkan sang anak.

"Baik mak.. Ma'il berangkat dulu ya mak.. Assalamu alaikum.." pamit si Ma'il sambil mencium telapak tangan emaknya.

"Wa alaikum salam.. hati-hati selama dalam perjalanan ya nak.."

"Iya mak..." jawab Ismail sambil melambaikan tangan kepada emak dan adiknya.

Minibus yang ditumpangi oleh Ma'il pun segera melaju. Perlahan sosok sang ibu dan adik tercinta menghilang dari pandangan si Ma'il. Tanpa terasa air mata Ismail sedikit menetes dari matanya yang sayu akibat menahan ekspresi kesedihan di hadapan emaknya tadi.

"mak.. Ma'il janji akan menjadi orang yang berhasil di perantauan suatu saat nanti. Walaupun menjadi seorang buruh angkut nantinya, tapi Ma'il anggap ini adalah awal dari langkah Ma'il untuk mencari pengalaman diluar sana. Seiring berjalannya waktu yang disertai usaha yang giat, Ma'il yakin suatu saat Ma'il pasti akan berhasil !! Doakan anakmu ini ya mak.." ucap si Ma'il didalam hatinya sambil memotivasi dirinya sendiri.

Bersambung...

image

image

image

Sort:  

Very interesting this fiction !
When I read in the 1st paragraft, I was knew how good quality this history.

Anda luar biasa menulis semua cerita diatas menjadi sebuah karangan indah dengan bait2 Puitis layaknya Pujangga yang tersohor di belahan dunia sana.

Keep strong on your blog !
Ur once of how many friends I have to do on this steem blog

Good luck

Keep Steem On

Bravo Steemit Indonesia

Peace Love Unity and Respect

Terima kasih banyak atas apresiasinya brother @bewe 👍
Saya hanyalah seorang pemula yang masih perlu banyak belajar dari para penulis senior seperti Anda dan yang lainnya.

Saya bukan Penulis Seniooooorrrr,
Saya baru saja suka membaca dan menulis karena steemit.com

Tu di bawah ada yg lebih senior dan pasti nya memang Bloger unggulan yg kalem
Siapa diaaaaaa ?????
@citrarahman

Luar biasa dalam kata kata nya,
Patut kita teladani.
Luar biasa..
Salam dari abu

Terima kasih telah mampir ke postingan saya @abupasi.alachy
Saya tunggu pencerahan dari abupasi melalui kata-kata bijak abu sebagai motivasi bagi kami untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik 😊

Bisa dibukukan nih, Bang. Kalau belum tau, bisa coba dipelajari Self Publishing.

Terima kasih atas sarannya @citrarahman
Saya masih dalam tahap belajar, lebih memfokuskan untuk perbaikan tulisan dulu agar kualitas cerita bisa lebih bagus lagi untuk kedepannya 😊

Setting nya Aceh, tapi gaya bahasa nya Jakarta/ jawa. Menurutku tu sangat pengaruh. Kurang dpt feel nya. Just saran karena begitu care n kagumnya saya, anda bisa buat cerita ni

Ya sebelumnya saya juga agak ragu saat menulis percakapan yang bergaya ala anak Jakarta gitu, namun hal ini saya siasati dengan menempatkan kalimat tersebut hanya pada si Ikhsan yang dalam cerita ini telah lama merantau ke Kutaradja. Karena pengaruh pergaulan, gaya berbicara si Ikhsan pun terbiasa seperti itu, sedangkan Ismail tetap merespon percakapan temannya dengan bahasa yang baku.

Terima kasih atas masukan dari mas @kakilasak yang sangat membangun 👍
Kritik dan masukan yang seperti ini yang sangat saya harapkan agar saya bisa memperbaiki tulisan menjadi lebih baik lagi 😊

Congratulations @alvapurba17! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of comments
Award for the number of upvotes

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!