Bengkulu Darurat Puisi

in #indonesia6 years ago (edited)

kota-bengkulu.jpg
Source: akuratnews.com

Jumat Agung, saya berbincang dengan salah satu Penyair muda Bengkulu. Ya, Penyair. kenapa saya berani menyebutnya demikian? Karena saya merasa ia pantas, meski puisi-puisinya hanya hadir di media sosial bukan media-media cetak nasional agar dapat pengakuan. Pun memenangkan sayembara ruang-ruang sastra ternama. Tapi berulang kali saya membaca karyanya, saya yakin ia menggauli puisi lebih dari apapun.

Lewat proses yang tak mau kehilangan momen puitik sedetik saja.
Saya setia berdiskusi dan berbagi pengalaman tentang dunia kepenulisan dan perkembangan puisi yang serius dengannya. Lain dari pada itu, kami juga selalu menyematkan kalimat "Bengkulu sekarang darurat puisi".

Mengapa demikian?, pertama, kesunyian kaum-kaum muda sebagai penggerak, mereka seperti tertelan zaman. Kedua, kaum muda yang mengaku-ngaku Sastrawan a.k.a Penyair kami perhatikan dan pantau acapkali menganggap remeh puisi, semaunya dan sekenanya menulis, lalu mereka sebut itu puisi. Dan lebih bahayanya lagi, mentasbihkan dirinya sebagai Penyair Bengkulu. Saya ngelus dada.

Alasan darurat pertama saya malas membahasnya, ya karena ini bukan persoalan umumnya di daerah Bengkulu saja, saya rasa di tempat-tempat lain juga (jika benar karena saya mainnya belum terlalu jauh)--kerukan zaman milenial yang ngepop. Ya biarkan, era saat ini bebas memilih Lee Min Ho atau Adimas Imanuel.
Alasan darurat kedua di atas yang buat saya selalu mual, bahkan saya sempat sesekali muntah habis baca puisi yang disebar luas di media sosial dengan alih-alih sebagai Penyair yang saya rasa kosakatanya terbata-bata, akhirnya saya batuk-batuk.

Semoga ada kesadaran dari mereka yang ngaku mencintai puisi, tanpa terkecuali saya.
Proses kreatif penulis itu bukan ngasal, perbanyaklah bacaan. Baca, baca, baca, lalu sila tulis. Jangan terburu-buru mengentengkan sesuatu, seperti kalau lapar tengah malam jalan saja masih ada pecel atau gorengan di emperan jalan.

Puisi itu karya sastra yang kalau saya sering ibaratkan adalah perempuan; indah, lembut, dan patut untuk "dinikmati". Selain ke-misteriusan-nya yang harus dicerna baik-baik.


Puisi=Poetry=Anak Perempuan

530966_620.jpg
Source: seleb-tempo.co

Salam,
Penyuka Puisi dan Perempuan Since 2008
Bengkulu, Menuju April 2018
Ganda Sucipta.