Filosofi cangkul

in #indonesia6 years ago (edited)

jangan hidup seperti cangkul, tetapi hiduplah seperti sekop

image

Istilah cangkul sudah tidak asing lagi bagi kita. Ya, karena cangkul adalah salah satu alat yang sering digunakan oleh para petani untuk mengelola sawah atau ladangnya. Tetapi di lain sisi cangkul mempunyai banyak makna filosofi yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin hanya sebagian orang yang mengerti.

Salah satu contoh filosofi hidup yang diberikan oleh cangkul adalah dalam hal karakter dan prinsip seseorang manusia dalam masyarakat yang mempunyai sifat tamak dan kikir. Sebagai mana fungsinya cangkul merupakan alat yang digunakan untuk mencangkul.

imagegoogle

Tanah yang dicangkul akan bertumpuk kemana cangkul itu ditarik, sehingga semua tanah tidak berserak melainkan tertumpuk disuatu tempat, dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai orang-orang yang mempunyai sifat yang tamak, dimana orang ini sangat suka mengumpulkan segala bentuk harta kekayaan secara rakus, bahkan hak orang lainpun ikut dirampas demi nafsu tamaknya.

Orang yang tamak biasanya juga kikir, orang seperti ini sangat tidak suka berbagi, malahan hak orang lain ikut dirampasnya. Sifat seperti ini sangat dilarang dalam agama, selain dapat merugikan orang lain sifat cangkul ini juga merusak citra orang tersebut juga. Dengan sifat seperti ini orang lain tidak akan senang dan akan menjauhinya dalam kehidupan bermasyarakat.

Selanjutnya adalah prinsip seperti sekop, seseorang yang mempunyai sifat seperti sekop mempunyai nilai positif dalam kehidupan bermasyarakat. Sekop merupakan alat yang digunakan untuk meyodok tanah atau pasir lalu ditempatkan atau diserak ketempat lain.

imagegoogle

Orang seperti ini berjiwa sosial tinggi, segala sesuatu yang didapat senantiasa dibagi, sifat berbagi sudah menjadi kebiasaan dalam hidupnya, orang seperti ini tidak takut akan berkurangnya harta yang dimilikinya. Jiwa sosial yang tinggi membuat orang lain menghormatinya.

Orang yang berprinsip seperti sekop hidupnya selalu dalam kebahagiaan, didunia dia dihormati diakhirat kelak mendapatkan tempat yang mulia disis Allah.

Nah...jika ada seorang pemimpin berjiwa sosial seperti prinsip sekop maka orang tersebut adalah pemimpin yang amanah dan layak untuk dipertahankan, dan sebaliknya jika ada pemimpin yang bersifat tamak seperti cangkul jangan harap negeri ini akan makmur, karena akibat dari ketamakannya membuat orang lain menjadi sengsara.

Filosofi diatas hanyalah opini penulis, dan tidak ada maksud serta niat untuk mempelintirkan mamfaat dan kegunaan alat-alat yang penulis sebutkan diatas. Jika ada perbedaan pendapat dalam mengartikan sebuah benda itu adalah hal yang lumrah.