Bagiku dikau Seorang Maestro, Nazar Shah Alam

in #indonesia6 years ago (edited)

40366804_313636309401626_6528463582567333888_n.jpg
Pesta Pernikahan Nazar Shah dan Rafiqah Annisa


Tulisan ini, sebagai persembahan untukmu, adinda Nazar Shah Alam.

Selamat atas Pesta Pernikahan dan Selamat Ulang Tahun, Maestro.

Postingan ini sengaja kutayangkan terlambat, biar Malaikat terlebih dahulu menyelimuti kalian dalam nikmat anugerahNya dan malam mendekap kalian atas semua prosesi adat istiadat yang melelahkan.

Saat fajar menyingsing, ketika seutas senyum masih mengembang manis, lalu dikau seruput kopi nan nikmat bikinan istrimu sementara sensasi surga dunia semalaman masih merasuk sukmamu, maka bacalah postingan ini dalam level kebahagian tertinggi yang bersemayam.


Maestro pantas aku sematkan pada sosoknya. Perjuangannya dalam menegakkan sendi budaya , mulai dari berpuisi, menulis cerpen dan bermusik penuh totalitas.

Kedekatan emosional dan beberapa kali meluangkan waktu bersama dalam merangkum jejak panjang kiprahnya telah menempatkannya beda, bukan sekedar beda tapi unik, bahkan lebih.

Butuh kata lain yang bisa menerjemahkan karya karyanya dalam satu entitas budaya, siapa dia?

Dialah Nazar Shah Alam, Crew Solomon Kingdom Ent memanggilnya kepala Suku Apache, Steemian memanggilnya @gulistan dan di media sosial dia bernama @pengkoisme, sementara orang orang terdekat memanggilnya "bang Yeuk" (baca : Abang Tertua)

Kebesarannya bukan di phisik, tapi visinya. dia mampu menciptakan tokoh imajiner "Lako Saudah" begitu hidup dalam keseharian kita dalam karya karyanya di blog kanal Gulistan dan mulai sekarang dia sah dipanggil "Lako Rafiqah".

Jika Anda penikmat dan pemerhati musik Aceh, dengan sudut pandang yang berbeda melihatnya belum pantas disandingkan dengan kapasitas Rafly Kande, Doles Marshal, Syah Loethan, Bob Rizal dan banyak musisi Aceh lainnya, maka tulislah.

Jujur, bukan bermaksud meninggikan dalam kapasitasnya namun kenyataannya aku harus memanggilnya Maestro

Perihal Lirik dan Pesan Tersembunyi


Apache 13 dan Artis Solomon Kindom Entertainment


Menempatkan Apache 13 sebagai band Aceh papan atas , bukanlah buah keberuntungan semata. Tak bisa dinafikan, butuh proses perjuangan panjang menemukan genre dan ideologi bermusik. Berani menempatkan Musik Rakyat "folk" sebegai genre adalah hasil pemikiran dan analisa dari rentetan sejarah musik di Aceh.

Lebih detail lagi, sebagai konseptor hampir keseluruhan video musik Apache dalam Album bek Panik dan Utang Jeulame dan Album project Saban sama maka betapa ide dan cara mengemas musik dengan visual keAcehan begitu kental dan menggetarkan emosi dan memori.

Ide bermusik dalam menuliskan lirik sastrawi begitu berkelas, pesan wejangan sosial tak mudah terbaca bagi orang kebanyakan, dan dahsyatnya daya hipnotis sebuah lagu merasuki dan membuat candu.

Insya Allah suatu saat, akan ada seseorang yang menuliskan perihal pesan pesan tersembunyi dari Lirik liriknya yang terbaca semacam doa atas rencana rencana hidupnya sendiri, simak dan renungi lirik, Leumoh Aneuk Muda, Kaleh Kuliah dan Lake Meukawen.

Perihal Ritual dan Panggung


29739440_1985796325006333_1857426721041547264_n.jpg

Apache 13 di Panggung Hut Aceh Barat Daya


Pada sebuah dialog singkat bersama dia, sempat kutanyakan perihal ritual dan Panggung baginya. Ritual adalah sebuah kebiasaan yang hadir setiap mereka melangkah dan menjadi pusat perhatian dari semua mata di atas panggung penampilan mereka.

Sebagai kepala suku dia selalu mengingatkan anggotanya "kita ini adalah raja, maka hadirkan kebesaran seorang raja yang sedang disambut dan dielu elukan oleh fansnya"

Sebuah Ritual yang menenangkan seluruh gugup yang menyelinap, memberi kekuatan dan semangat yang berlimpah atas aksi dan pakau mata yang terkadang membuat iri.

Panggung baginya atas apresiasi terbesar atas karya, pertunjukan yang menghibur adalah sebuah keharusan, satu sisi mereka hadir sebagai pemberi energi dan motivasi di sisi lain mereka hadir sebagai cinta yang diusap di indera dengar dan dikecup dalam asmaraloka penikmat.

Ritual kebesaran sebagai raja dan panggung telah berkelindan menyatukan segenab rasa sehingga lirik lirik itu bergemuruh di setiap tampilnya, direbut serak dan tepuk tangan. Betapa persembahan bagi segenap pencinta tak pernah dikecewakan dalam situasi seburuk apapun.

Ritual dan panggung adalah demam malam pertama, ketika getar gemetar jemari yang saling sentuh dan sengau nafas dari pemilik surga akan terus menjadi moment yang dititiskan dari setiap lirik dan gaya yang disuguhkan.

Menikmati setiap sisi panggung dibawah sorot lampu dan pukau mata adalah kenikmatan sebagai entertain, maka menjadilah dia sebagai raja di raja dengan kuasanya.

Muslihat Maestro



Membacanya dari tulisan tulisannya malah melemparkan kita pada maujud sastrawan, Mendengarkan lirik ciptanya menumbuhkan rindu akan karya karya sebagai musisi. Bersaudara dengannya mengikat hati untuk selalu menjadi penjaga dan pelindungnya, biarpun aku tau dia tak butuh itu.

Memang secara umur dia jauh dibawahku, namun saat mengenalnya lebih dalam dalam tutur kisah hidupnya ,betapa kemandiriannya mampu tegakkan yang rebah dan memberi semangat, ketabahannya beri kita kekuatan pada asa dan cipta, sementara asah pikirnya memacu diri untuk terus berbenah diri dan bisa berguna bagi orang lain.

Akhirnya aku menabalkannya dengan sebutan Maestro , tepat di hari pernikahannya, Rabu, 15 Agustus 2018.

Sebagai Maestro ternyata dia punya banyak cara dan muslihat, tak percaya ?

Jika anda pernah menikmati lagu "Hana wayang ", maka disini Solomon Kingdom. Ent bekerjama dengan dinas perhubungan Aceh dalam mempromosikan Trans Kutaraja.

Skenario disusun sedetail mungkin dan tidak merusak jalinan cerita, sementara Trans Kutaraja hadir dalam beberapa scene secara mewah dan detail.

Itu semua cara mengemasnya, maestro punya pendekatan teatrikal dalam setiap lakonnya.

Lalu soal muslihat, sebagai daya upaya dan siasat, baru baru ini aku menyadari, ternyata pernikahannya di Mesjid Raya Baiturrahman bertepatan dengan hari damai Mou Helsinki, dan kali ini, pesta perkawinannya pun di Kuta Bak Drien, Tangan Tangan bertepatan dengan hari ulang tahunnya.

Aku menduga ini bukan sebuah kebetulan semata namun semua direncanakan penuh perhitungan dan sangat matang.

Dan jika ini benar, maka dia telah menempatkan diri sebagai Sutradara atas hidupnya bukan cuma pada video video musik garapannya.


Semoga dikau dan Apache 13 menjadi legenda dan tidak bermuslihat atas nama cinta.



Blangpidie, 5 September 2018.


Steemit.jpg

Sort:  

mantapnya isi bahasa sdr @masripribumi, i like it!

Tp klo soal maeatro @gulistan, dia bolehlh di sematkn
namanya bersama tokoh2 seniman legenda, namun
sejernih2nya ttg filsofnya @gulistan, menurut filosof saya ttgnya, ada sdikit keruh dlm menyikapi tegur sapa dr org2 yg mbuthkn sahutan darinya, mgkin krn dia sibuk dgn aktivitsya/ kdg ada sstu yg lain yg msh brperan yg tak sjalan dgn karakter ssorang publik figus smestinya,

salam fresh for you @masripribumi

Salem balek @fauzan11

makasih...mtuwah jroh syara

Konon, salah satu hadiah paling saya cintai adalah tulisan persembahan. Terima kasih, abang. Bahwa tidak mudah membaca @gulistan. Hanya yang dekat dan tekun saja yang kemudian bisa mengeja satu persatu bagian. Abang telah membaca banyak.

Trimakasih atas semua hal yang mendekatkan.