Tak banyak catatan mengenai kerajaan jeumpa yg berpusat di blang seupeng bireuen ini. Hanya sisa2x puing bekas istana raja yg masih tersisa di blang seupeng, bireuen, itupun dari beberapa ahli sejarah masih diragukan keaslian. Dalam beberapa literature sejarah disebutkan bahwa putri kerajaan jeumpa "putro mayang seuledang" pernah menikah dengan Raden Wijaya pendiri dari kerajaan majapahit yg menurunkan garis keturunan Raden Patah pendiri kerajaan islam demak di pulau jawa. Itupun masih menjadi perdebatan di antara ahli sejarah. Apakah itu yg dimaksud jeumpa atau champa. Menurut Sir Thomas Stanfford Raffles, gubernur jendral inggris yg pernah menjajah pulau jawa selama 5 th (1825-1830) juga seorang antropolog, yang dimaksud dengan champa adalah kerajaan jeumpa aceh di bireuen bukan champa di kamboja, indochina (?). Bahkan dibeberapa literature lain putri mayang seuledang ini menikah dengan seorang keturunan raja persia yg bernama pangeran shahriansyah salman, keturunan mereka inilah yg kemudian menyebar dan mendirikan kerajaan perlak, pasee, pedir dan lingge. Bahkan sultan iskandar muda pernah mempunyai istri dari kerajaan jeumpa yg bernama putri makeudum meurah yg berdarah habsyi (?), dari sinilah asal keturunan dari panglima polem. Menurut HM. Zainuddin dalam buku singa atjeh, habsyi yg dimaksud disini adalah negeri Abbesinia, ethiopia yg terletak di afrika. Tp menurut beberapa literature lainnya habsyi yg dimaksud adalah negeri abbasiyah, irak yg memang pada saat itu banyak imigran dari irak yg melarikan diri ke asia tenggara dari serbuan tentara mongolia yg dipimpin oleh jengis khan, akhir dari keruntuhan dinasti abbasiyah di irak pd akhir periode abad ke 14. Pada awal abad ke 12, mulai muncul kerajaan islam samudera pasai, yg menganeksasi kerajaan perlak dan jeumpa. Wilayah kerajaan ini mencakup wilayah kerajaan pereulak dan kerajaan jeumpa, kalau sekarang dari aceh timur sampai ke kota samalanga, bireuen. Puncaknya pd th 1496, seluruh kerajaan kecil itu spt, lamuri, pedir, jeumpa, pasai, perlak, lingge, daya, trumon dan seunagan disatukan oleh sultan Ali Mughayatsyah menjadi kesultanan aceh darussalam. Seluruh gelar sultan di kerajaan kecil tersebut didegradasikan menjadi gelar "TEUKU" tak ada lagi gelar sultan selain sultan Ali Mughayatsyah, inilah yg disebut one state one system, satu khilafah satu sultan, tak ada sultan lainnya. Walaupun demikian hak dan kekuasaan mengurus wilayah sendiri (self government) tetap diberikan secara penuh kepada keturunan sultan tersebut yg telah menjadi Hulu Balang (ulee Balang) atau penguasa setempat dgn cap sembilan (sikurueng) dari sultan aceh. Sedangkan sisa keturunan raja jeumpa bireuen ini menyebar ke samalanga, peusangan, glumpang dua (geuruegok), sawang dan nisam.
Awalnya pada masa sultan iskandar muda berkuasa kerajaan jeumpa dibagi 2 yaitu samalanga jeumpa dan peusangan jeumpa. Kerajaan samalanga jeumpa diserahkan kepada kerabat sultan aceh dari malaya yaitu datuk tun sri lanang yg dikawinkan dgn putri raja jeumpa dan kisah inipun berulang kepada sultan iskandar tsani yg dikawinkan putri sultan iskandar muda, putroe safiatudinsyah tajul alam. Sedangkan peusangan jeumpa tetap diberikan kpd ahli waris kerajaan jeumpa yaitu Teuku Raja Peusangan. Dibeberapa literature lain dijumpai kerajaan jeumpa didirikan pangeran dari persia shahriansyah salman. Tapi tak banyak situs yg mendukung sejarah kerajaan jeumpa hanya bekas istana yg diperkirakan terletak di gampoeng Blang Seupung, bireuen. Setelah jeumpa dikuasai oleh samudera pasai, maka sisa keturunan raja jeumpa mendirikan sebuah kenegerian baru yg bernama peusangan jeumpa atau lebih dikenal dengan negeri peusangan. Pada sarakata sultan aceh hanya disebutkan bahwa "keturunan raja-raja peusangan terdiri dari 3 jalur nasabnya, yaitu :
- Langsung dari negeri yaman melalui Tu Praja Chiek Yamani cicit saydina Hasan ra.
- Melalui dari jalur marga Al Habsyi, yg berasal dari abbasiyah irak.
3.Jalur persia melalui pangeran shahriansyah salman yg bercampur dgn klan abbasiyah, ketiga jalur tersebut bermuara pada bani hasyim dan dinasti mamluk yg mendirikan kekhalifahan islam maroko.
Pd masa pemerintahan sultan alaiddin mansyursyah (1857 - 1870), kenegerian ini kembali dibagi menjadi 3 bagian yaitu peusangan, sawang dan glumpang dua, dimana peusangan diperintah oleh Teuku Raja Peusangan, gloempang dua oleh T. Bintara Kuanta yg berpusat di krueng panjoe, kakeknya T. Bintara Istia Muda peureudan, ulee balang geuleumpang dua, geuruegok, (photo insert, korte volkklare, th, 1884, KITLV). Sementara kenegerian sawang diberikan kepada laksamana sawang, yg merupakan keturunan Meuntro Banggalang, seorang penasehat sultan aceh, asal reubee delima pidie.
Pada masa kedatangan belanda di kutaraja th 1873, kenegerian peusangan masih di perintah oleh T.Chik Syamaoen, yg merupakan ayahanda T. Chik Johan Alamsyah, (photo insert, Korte Volkklare, kenegerian peusangan, th 1884, sumber KITLV).
Th 1892 belanda melakukan blokade terhadap kenegerian sawang, yg menyembunyikan sultan muhammad daudsyah di kuta sawang. Pada saat itu juga belanda membentuk kenegerian baru yg diberi nama dgn kenegerian Nizam, dan mengangkat T. Raja Haji Muda Rhi Mahmud (adik dari T.Chik Syamaun) sebagai raja nisam pertama. Pd tgl 14 mei 1899 barulah belanda berhasil merebut benteng kuta sawang, (photo inser, korte volkklare kenegerian nisam, th.1892, KITLV).
..
Good post