Tentu saja saya dan teman tersebut bukan robot. Kami juga manusia yang punya titik jenuh sama seperti teman-teman lainnya juga. Pikiran kusut. Belum lagi sedang LDR-an. Tambahlah kepala ini menjadi suntuk yang kelewat. Saya pikir suntuk dan jenuh adalah penyakit yang hanya bisa diobati dengan piknik. Karena piknik pun tak kesampaian, maka sebagai gantinya kami jalan-jalan sore ke kota.
Sesampainya di Lapangan Hiraq, Lhokseumawe seperti ada bunyi sirine dengan volume halus dari dalam perut. Rupanya sedari semalam perut memang kosong dan tak sepadat biasanya. Ini memang bukan kebetulan melainkan saya sedang belajar mengatur pola makan demi keseimbangan tubuh. Akibatnya lapar sering datang mendadak.
Karena lapar sama seperti jatuh cintaa, ia tak bisa dicegah. Tak mungkin dipungkiri. Hanya bisa dinikmati dan dihayati. Lantas dipenuhin hasratnya. Dan hasrat lapar adalah makan. Kebetulan di Lapangan Hiraq ada penjualan batagor. Dari luarnya saja kami sudah tergoda. Dan bisa ditebak. Segera kami membelinya.
Setelah menyantap batagor, untuk selingannya adalah bakso goreng. Widihh.. Benar-benar ajib rasanya. Kalau tidak sedang mengontrol pola makan, mungkin saya akan memborongnya hehe. Kami benar-benar menyantapnya dengan nikmat. Bahkan tadi, jika ada yang bertanya enakan mana pizza sama batagor tadi, maka jawabannya adalah batagor. Toh pizza pun saya belum pernah makan hihi.
Setelah menyantap dua makanan penuh saus dan micin itu, kami haus. Lebih tepatnya kepedasan. Lantas sepersekian detik kemudian kami menutup acara makan-makan hari ini dengan jus yang entah apa namanya. Intinya manis, agak asem dan tentu saja dingin. Maka sempurnalah hari ini bagi kami berdua. Setelah itu misi dilanjutkan. Skripsi sudah menanti. Sekian.. 😀
Salam,