Perempuan Tangguh (Tokoh 1)

in #indonesia6 years ago

Assalamualaikum guys, sore dihari ini saya tidak lagi membahas setting (tempat), namun saya akan membahas tokoh. Kali ini mengenai tokoh yang telah menginspirasi saya menjadi perempuan yang mandiri dan tangguh. Saya akan membahas seorang perempuan yang tidak lain adalah adik sepupu saya sendiri. Bagi orang lain dia biasa saja, namun bagi keluarga besar kami dia begitu luar biasa,

image

Gambar diatas adalah seorang perempuan yang sangat muda, yang bernama Eltia Laila Fajri, tanggal lahir 06 November 1998. Umurnya setahun lebih muda dari saya, namun pengalaman hidupnya jauh lebih dari pada saya, umur Tia belumlah genap 20 tahun. Sekarang Tia bertempat tinggal di Sabang, Pasiran. Dari SD sampai ia SMA ia bertempat tinggal di Bireun, kampung Lancok-lancok. Tia adalah seorang anak yatim, namun ia juga tidak tinggal bersama ibunya melainkan dengan nenek dan kakeknya. Tia adalah sosok periang, baik di lingkungan sekolah maupun di rumahnya. Tia memiliki 2 adik laki-laki dan 1 kakak laki-laki, dan merupakan alumni SMA N 3 Bireun. Tia adalah salah satu orang yang sering membuat kami tertawa. Setahun sekali kami bertatapan muka, saya melihat terdapat keceriaan di wajahnya karena kami semua telah kembali berkumpul, ketika satu persatu dari kami pulang, di situlah saya melihat bahwa keceriaannya hilang dalam sekejap.

Dengan ekonomi yang bisa dikatakan hanya bisa memenuhi kebutuhan primer saja (kebutuhan pokok). Tia tidak pernah berpikir untuk memutuskan pendidikannya, apapun ia lakukan demi melanjutkan pendidikannya. Berdagang, sampai ia harus membantu pekerjaan rumah tangga orang lain pun ia lakukan demi mencukupi biaya sekolahnya dan adiknya, tanpa malu ia terus menjalani hidupnya, ia memandang bahwa kehidupan ini bukanlah nasibnya, namun inilah awal yang mengatakan bahwa ia harus berjuang. Ia ingin menunjukkan pada orang lain bahwa masalah ekonomi bukanlah suatu masalah yang membuat orang putus sekolah, tekad dan yakin adalah segalanya.

Berkat kejujurannya, banyak orang-orang yang ingin mengambilnya untuk mempersekolahkannya, bahkan ada yang menjamin bahwa ia akan melanjutkan pendidikan hingga menjadi sarjana. Jawaban yang dikeluarkan oleh Tia sangat sederhana, ia mengatakan bahwa ia tidak akan meninggalkan kakek dan neneknya yang telah membesarkannya dan ia takut ketika kakek dan neneknya sakit ia tidak berada disamping kakek dan neneknya. Tidak hanya itu, perjuangan ia dalam hal pendidikan dapat dibuktikan bahwa tanpa alat transportasi ia tetap pergi ke sekolah, dengan cara melewati persawahan-persawahan di perkampungan. Tia merupakan salah satu murid yang berprestasi di sekolahnya.

image

Gambar diatas adalah gambar Tia yang sekarang, dimana ia sudah tinggal bersama ibunya, ia tidak pernah memaksa ibunya agar membiayai pendidikannya hingga ia sarjana. Bahkan ia sekarang sudah bekerja dan mempunyai penghasilan. Apapun pekerjaannya ia yakin bahwa suatu saat nanti ia bisa membanggakan kedua orang tuanya dan kakek neneknya.

Jadi, kesimpulan yang dapat saya ambil adalah ekonomi bukanlah salah satu hambatan ketika kita hendak melanjutkan pendidikan, jika kita mau, jalan selalu terbuka dari beberapa pintu. Banyaknya anak-anak putus sekolah dikarenakan tiada biaya, mereka hanya melihat dari penghasilan orang tuanya, tanpa disadari bahwa mereka juga bisa membantu orang tuanya. Apapun keadaannya, tidak berarti bahwa kita harus membenci hidup, selagi kita mau, pasti kita bisa merubah kehidupan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tia adalah seseorang yang dapat kita jadikan inspirasi bagaimana kerasnya hidup namun dengan sabar dan yakin maka hidup akan berjalan dengan semestinya dan tanpa kita sadari kita mampu melewatinya. Hanya ini yang dapat saya paparkan, semoga bermanfaat bagi para pembaca tulisan saya, ikuti terus ya kawan-kawan, karena besok saya akan membahas satu tokoh agama yang telah membuat saya terinspirasi.

Sort:  

Sukses buat mu semoga kiti jadi sahabat dalam steemians

Terima kasih, sukses juga buat mu