Teungku sebagai panutan (Tokoh 2)

in #indonesia6 years ago

Assalamualaikum guys, kemarin saya sudah membahas satu tokoh inspirasi yaitu seorang perempuan yang masih muda, sebelumnya saya mengucapkan terima kasih bagi orang-orang yang telah membaca tulisan saya dari awal sampai akhir. Dan hari ini saya akan kembali membahas satu tokoh agama yang telah banyak membawa perubahan bagi masyarakat dan bagi saya sendiri. Hari ini saya akan membahas Teungku yang telah mentransfer ilmunya ke masyarakat tanpa mengenal waktu maupun kondisi tubuh.

image

Beliau bernama Tgk Azwir S.Pd.I, tempat dan tanggal lahir beliau Banda Aceh, 11 Desember 1977. Beliau alumni dari dayah Ule Titi jalan bandara Iskandar Muda, Lambaro, Aceh Besar. Beliau merupakan salah seorang yang cukup terkenal dikalangan masyarakat khususnya di tempat saya tinggal, baik dari kalangan orang tua maupun anak muda. Beliau dikenal karena beliaulah salah seorang yang telah mengajarkan ilmu-ilmu Islam yang tidak hanya di tempat saya tinggal, bahkan juga sudah di beberapa tempat. Saya salah seorang murid dari Teungku Azwir, dan saya merasa sudah saatnya merubah diri menjadi lebih baik, baik dikarenakan ilmu yang telah beliau beri, yang telah mampu membuka mata hati saya dan para pemuda lainnya. Dari awal sampai saat ini ketika beliau mengajarkan pendidikan mengenai Islam beliau selalu mengajarkan dengan rasa keikhlasan, tanpa memungut biaya, baik dikalangan muda maupun di kalangan orang tua. Jika biasanya murid datang ke gurunya untuk menuntut ilmu, namun tidak dengan beliau, beliaulah yang mendatangi muridnya untuk mentransfer ilmu-ilmu mengenai Islam.

Beliau memiliki visi dan misi, visi beliau untuk menjadi orang yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Misi beliau adalah menumbuh kembangkan sikap, perilaku, dan almaliah yang islami dan juga menumbuhkan semangat belajar dalam menuntut ilmu. Seperti yang saya katakan diawal bahwa beliau dalam mengajarkan pendidikan mengenai Islam tidak mengenal kondisi tubuh, baru-baru ini saya mengetahui bahwa beliau terkena penyakit dada, yang saya sendiri sudah melihatnya sewaktu beliau mengajarkan ilmu kepada kami, hanya saja saya tidak mengetahui penyakit apa yang sedang di derita oleh beliau. Namun tekad beliau yang ingin memperluaskan ilmu-ilmu Islam tidak menjadi suatu halangan. Beliau tetap mengajarkan kami walaupun rumah beliau bisa dikatakan jauh, dan juga pada malam hari. Beliau selalu menyebutkan bahwa orang-orang yang sakit dan sabar akan dinaikkan derajatnya.

image

"Teungku", begitulah panggilan masyarakat di daerah saya untuk beliau. Beliau salah seorang yang sangat sopan dan santun, selalu tersenyum kepada masyarakat. Beliau memandang hidup ini bukanlah akhir dari segalanya, dan hidup ini bukanlah yang sebenarnya. Namun di dunia inilah yang dapat dijadikan sebagai ladang untuk mengumpulkan bekal di akhirat nanti.

Beliau adalah salah seorang yang dapat dijadikan panutan di dalam menjalankan hidup, bagaimana tidak, beliau dapat merubah pola pikir masyarakat melalui ilmu-ilmu yang telah beliau berikan. Tiada habisnya jika saya menulis kebaikan beliau, beliau salah seorang yang dapat membuat saya terinspirasi.

Kesimpulan yang dapat saya ambil adalah, umur, kesehatan, waktu bukanlah suatu alasan untuk tidak menuntut ilmu, seperti kata pepatah, tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina. Yang artinya tuntutlah ilmu walau sejauh apapun. Hanya ini yang dapat saya paparkan, mudah-mudahan bermanfaat bagi para pembaca tulisan saya, terus baca dan ikuti postingan-postingan saya selanjutnya ya teman-teman. Terima kasih bagi yang sudah memvote tulisan saya.