Asam Jawa dan Sekuntum Mawar Merah

in #life6 years ago (edited)

Jumat (13/4), aku dan @andifirdhaus menyusuri pelosok gampong di Pidie. Rutenya dimulai dari Kota Sigli, Grong-grong, kemudian memutar ke arah gampong Reuba dan Reubee, Garot, lalu balik lagi ke Paloh. Kami mencari masjid yang sedikit unik untuk shalat Jumat.

IMG_20180413_122434.jpg

"Kita cari masjid yang punya nilai sejarah," kataku kepada Andy yang duduk di belakang stir.

"Ya, makanya kita putar-putar dulu, kalau ada masjid yang pas kita berhenti," jawabannya.

IMG_20180413_122744.jpg

Suara Mukhlis, vokalis Nyawong, menemani perjalanan kami di siang yang sedikit terik itu. Mulai dari Saleum, Prang Sabi hingga Panglima Prang. Lalu, suara Ella mengalun merdu dengan tembangnya yang hit pada masanya: Sembilu dan Sepi Sekuntum Mawar Merah.

IMG_20180413_122740.jpg

"Geuthat meu melankolis lagu kah," kata Andy sejurus kemudian. Pun begitu, dia mengaku menikmati tembang yang membuatnya terkenang akan romansa cinta masa lalu.

"Hana sempat kugantoe ngon lagu laen lom," aku memberinya alasan.

Mobil yang dikemudikan Andy terus melaju, melalui jalan gampong yang banyak berlubang, melewati hamparan sawah yang baru saja selesai dipanen. Tiap melewati sekolah, Andy memperlambat kendaraan, memberi kesempatan kepada murid sekolah untuk melintas.

IMG_20180413_123220.jpg

"Tanyoe han akan pernah le tarasa lagee masa-masa aneuk miet nyan." Ada nada perih saat Andy mengatakan kalimat itu. Aku menoleh, dan melihat warna perak mulai memenuhi rambutnya.

"Tanyoe ka tuha, Andy." Lalu, kami berdua terdiam. Enam belas tahun lalu, aku dan @andifirdhaus banyak menghabiskan waktu di Jakarta. Saat itu kami masih lajang, mencoba menjajal profesi wartawan. Beberapa kali kami meliput bareng, memburu narasumber. Kadang naik taxi, tapi lebih sering jalan kaki.

Sepanjang jalan Reubee-Garot, kami disuguhi pohon asam Jawa yang masih rimbun, di kiri-kanan jalan. Diameter pohon itu tidak sebanding dengan lebar jalan yang hanya muat dua mobil, itu pun salah satunya harus menggeser lebih ke tepi.

IMG_20180413_122441.jpg

Di beberapa lokasi, keberadaan pohon asam Jawa itu cukup rapi, posisinya sejajar antara di kiri-kanan kanan jalan. Dahannya saling menyentuh, dan daunnya menyatu.

"Nyan ka kalon, kiban get akai Belanda. Ditem pula bak mee nyan," kata Andy menunjuk ke pohon asam yang tumbuh rapi itu.

"Lagak that, lagee setting lokasi bak film Game of Thrones," kataku, sekenanya. Setidaknya ada dua setting lokasi di film Game of Thrones yang menyerupai lokasi di jalan Reubee-Garot: pada adegan Podrik menemani Brienne, dan pada adegan Brienne mengantar Jaime Lannister.

Aku tidak tahu persis apa alasan orang Belanda dulu menanam pohon ini. Apakah untuk diambil kayu dan buahnya atau untuk memudahkan mereka berlindung dari serangan tiba-tiba pejuang Aceh? Aku tak bisa menjawab pasti karena tidak cukup referensi.

IMG_20180413_122440.jpg

Pun begitu, aku tahu sedikit keistimewaan pohon ini dibandingkan trembesi yang kini banyak ditanam di jalan-jalan di kota besar. Pohon asam Jawa itu sangat kuat dan tidak mudah rubuh diterjang angin kencang; pohon ini jarang sekali bolong di tengahnya, sehingga tak mudah patah.

Pohon ini sangat aman ditanam di pinggir jalan, dan kita tak perlu khawatir pohon ini tumbang hingga mengenai kendaraan yang melintas. Kasus tumbangnya pohon mengenai badan jalan yang sering kita saksikan dalam berita di televisi hampir tak pernah pada pohon asam Jawa. Sekiranya Kohler atau Snouck masih hidup, aku akan bertanya soal ini. Tapi...ah, sudahlah.

IMG_20180413_124930.jpg

IMG_20180413_125204.jpg
Masjid Raya Pidie-Labui, Pidie

Sort:  

"Tanyoe ka tuha, Andy." Lalu, kami berdua terdiam. Enam belas tahun lalu, aku dan @andifirdhaus banyak menghabiskan waktu di Jakarta. Saat itu kami masih lajang, mencoba menjajal profesi wartawan. Beberapa kali kami meliput bareng, memburu narasumber. Kadang naik taxi, tapi lebih sering jalan kaki.

Rahasia nyan. Peu kapeugah tanyoe ka tuha

Bek ka komen kah, rusak cerita gob hahaha

Saya suka postingan ini karena ada nama master @andifirdhaus didalamnya.hehe

Tok karena nyan? That na teuh

Lubeh lom karena @acehpungo yang tuleh. Tanyoe saban dua teuh 87..hahha

Aku sering menyusuri tempat tempat Itu waktu di aceh dan rindu kembali ingin mengulangi. Good feature bro Mubarak 👍🏼

Nyan payah sigra neujak napak tilas lom bg Kamal. Sengkiyu ka neusinggah keunoe

Duet maut @acehpungo dan @andifirdhaus

Adak na droekeuh Ih, leubeh bereh lom

laen watee tameusapat lom di Sigli.

Menye na si ih, laen lom cerita

Laen kiban lom...leubeh seru lom

Tulisan dan foto2 dalam tulisan ini menguapkan rindu para perantau untuk pulang kampung...

Hahaha, neuwoe laju keunoe bang Morenk...

Besok pasti akan lahir tulisan terkait Masjid Raya Pidie-Labui, memang nah?!

Han ek takarat le...keu leumoh teuh

Ka jeut Tarek Groe meunyoe meunan.

Galak teuh tabaca sira tangieng jalan bak mee nyan bang.

Memang lagak that Fuadi...munyoe na droe jadeh lahe lagu lom

Bek neu kheun2 sagai get that akai awak Belanda takot dipike tanyo pendukung penjajah euntek lee ureung paneuk antena. Wkwk 😀

Hana pue2 bah dikheun keudeh, karena yang kheun kon lon hahaha

Si andy na dishalat bak masjid yg dikunjungi nyan atau dipreh lam moto

Oma pak ketua...bek neuragukan kemampuan religi @andifirdhaus. Meunan jih peugah