Pernikahan adalah ritual sakral. Demi suksesnya prosesi ini, seorang calon suami kadang-kala harus mendorong mobil mati sebagai bagian dari latihan agar malam pertama lebih bertenaga.
Kali ini Aku akan menceritakan tentang proses lepas lajang seorang teman, yang sebenarnya tak pernah memilih menikah di usia berkepala tiga. Namun, karena jodoh bukan sesuatu yang bisa disulap hadir dalam semalam, banyak orang tidak bisa memprediksi kapan seharusnya menikah atau melepaskan masa lajang.
Ada kejadian yang tidak diharapkan terjadi, namun justru mengiringi sang teman saya yang sedang bersiap-siap melepas masa lajang. Kejadian ini murni bukan kesalahan yang disengaja. Mobil Innova yang direntalnya salah isi BBM. Mobil bermesin diesel itu seharusnya diisi dengan solar, tapi pihak petugas SPBU mengisinya dengan bensin Pertalite.
Si penghubung yang menyerahkan mobil rental ini memberitahukan Innova itu harus diisi dengan bensin. Di STNK pun tertulis begitu. Karena yakin dengan apa yang tertulis di STNK dan juga kata-kata si penghubung, maka Innova ini pun diisi dengan Pertalite. Awalnya biasa-biasa saja dan tidak ada yang bermasalah. Namun, setelah menempuh jarak beberapa kilometer, mobil mulai berjalan tersendat-sendat.
Kondisi demikian jelas tidak membuat nyaman. Kami segera membayangkan hal-hal terburuk yang bisa terjadi dengan kondisi mobil begitu. Hal itu, membuat sopir yang juga calon linto baro memilih memarkirkan mobil ketika tiba di Sibreh dan tak lupa menghubungi pemiliknya. Apalagi, setelah mesin dimatikan dan ketika coba dihidupkan lagi, mesin mobil sama sekali tidak mau hidup. Alamak! Ini alamat celaka.
Untunglah, pemilik rental mengantarkan mobil lain sebagai ganti, bukan lagi Innova melainkan adiknya, Avanza. Sementara mobil Innova terpaksa harus didorong ke tempat parkir yang aman. Chairul Munadi, calon linto baro, begitu bersemangat mendorong mobil yang dalam kondisi mati mesin itu. "Mobil mati aja mampu dan kuat Abang dorong, apalagi "mendorong" adik di malam pertama," begitu katanya.
Setelah datang mobil pengganti, rombongan kembali melanjutkan perjalanan ke Langsa, tempat di mana mempelai wanita sudah tidak sabar menanti. Sepanjang perjalanan tidak ada hal-hal yang merisaukan. Pada Minggu (25/2) kami tiba di kota Langsa, dan segera mencari rumah calon mertua toke @siagamz yang khusus disiapkan untuk menyambut calon menantunya.
Aku pikir, @siagamz sangat beruntung karena mendapatkan calon mertua yang baik hati dan sangat pengertian itu. Bayangkan, demi menjaga stamina menantu, menu makanan pun disiapkan sesempurna mungkin: kuah leumak oen labu, sayuran kukus plus terasi yang memiliki aroma khas Langsa (pokoknya kalian bayangkan sendiri-lah bau terasi), dan ayam goreng.
Sepertinya sudah menjadi kewajiban ayah mertua untuk mengontrol menu makanan untuk calon menantu dan rombongan yang datang dari Sabang dan Banda Aceh. Beliau pasti tidak ingin menantunya mengonsumsi makanan tidak sehat, yang mana akan berakibat fatal: gagalnya malam pertama berakhir happy ending.
Mengenai hal ini, Aku dengar sendiri ucapan beliau saat melihat calon menantunya mengambil terasi yang sedikit pedas. "Nyan bek sampe linto baro ciret," ucapnya. Entah apa yang ada di benak beliau mengatakan hal itu.
Bonus:
Chairul Munadi alias @siagamz melepaskan masa lajang. Congrats!
Pos Kupi - Langsa, Senin (26/2) pukul 00.50 WIB
Sep krak. Lon komentar ken terkait aso postingan tapi watee postingan yang ka poh 00.05. Hehehehe
Ya.. Ya.. Jadi versi selama 20 thon nyoe kiban?
Nyan payah ta wwcr khusus si Petruk haha
USSR
Yes!
Haha. Lepas lajang dan imajinasi orang-orang jail. Na saja!
Tugas tuleh pue mantong yang leumah...nan jih mantong peuseutot lumpoe
Bereh, kekuatan malam phon.!..he
Tantangan malam pertama itu mengalahkan beratnya mendorong mobil
Judulnya sangat menantang bg 😂
You got a 4.80% upvote from @bid4joy courtesy of @acehpungo!
That lawak cerita... Tp bereh, salut buat Linto baroe
lemak mabok brooee..