Presenter TV kok Emosi

in #life6 years ago

resized pie 2.jpg
Source

Saya tidak mengerti dengan sikap para presenter yang bertanya dengan ketus, menatap sinis dan memotong jawaban seenaknya. Maksudnya, mereka sedang melakukan apa. Interview kah atau sedang bermain drama. Kok gitu banget.

Dalam sebuah acara, presenter menjadi sosok penentu. Menarik tidaknya sebuah perbincangan, alurnya ditentukan oleh presenter. Tinggi rendahnya rating program juga ditentukan oleh presenter. Berdinamika tidaknya sebuah diskusi, eksekusinya berada di tangan presenter. Presenter adalah Raja dari sebuah kerajaan yang disebut sebagai program acara. Maka hanya presenter hebatlah yang dapat menghantarkan programnya menjadi sukses.

Suasana di balik layar boleh saja gaduh, tetapi presenter harus mampu menujukkan jika semua baik-baik saja. Itulah mengapa profesi presenter dibayar lebih mahal.

Dalam sebuah program, ada beberapa tahapan penting yang akan dilalui oleh seorang presenter. Persiapan merupakan salah satunya. Ini adalah rukun dan syarat sah yang harus dilakukan dengan baik oleh seorang presenter. Persiapan yang dimaksud mulai dari membaca, menyusun draf pertanyaan hingga menyiapkan pakaian yang akan dikenakan.

Membaca menjadi penting agar presenter dapat lebih memahami persoalan dengan baik dan luas. Dengan demikian ia mengerti tentang fakta dan tidak mudah dikibulin oleh narasumber. Bila presenter tidak mengerti tentang topik yang sedang dibahas maka ia sedang menggali kuburannya sendiri.

Wawasan luas yang dimiliki seorang presenter akan membuat diskusi menjadi menarik. Waktu akan berjalan dengan cepat. Bila narasumber berkata "wuih udah satu jam aja", maka presenter tersebut telah berhasil membangun rasa nyaman sepanjang diskusi berlangsung.

Sedih memang saat melihat seorang teman kerepotan ketika membawa program berdurasi satu jam. Padahal acara musik. Program senang-senang di akhir pekan. Sialnya hari itu tidak satupun penonton yang menelepon. Ada yang masuk tetapi terputus. Memasuki 30 menit pertama ia mulai tampak gelisah. Stok pertanyaanya mulai habis. Hingga ia berkata kepada tamu yang hadir di studio "Nanya apalagi ya". Ungkapan bunuh diri di sebuah acara live.

Ada juga beberapa teman yang mungkin terlalu sibuk akhirnya tidak sempat membaca. Hingga masa depan karirnya digantungkan pada secarik kertas berisi draf pertanyaan. Tidak ada improvisasi. Dialog berjalan apa adanya. Kasihan...

Ada satu ketakutan dalam karir seorang presenter tv. Diberi stempel oleh masyarakat. Saya pernah didatangi seorang teman. Ia lalu menyebut satu persatu nama presenter tempat saya bekerja.
" Kenapa?" Saya balik bertanya.
Ternyata ia lebih memilih mematikan tv dari pada harus melihat mereka on air. Waduh..

Stempel ini muncul karena kesalahan presenter baik disadari ataupun tidak. Bisa karena kurang smart, angkuh, kurang beretika, ceroboh, tidak adil atau suka emosi. Ironinya belakangan semakin sering muncul presenter semacam ini.

Dalam beberapa segmen wawancara misalnya. Ada beberapa presenter yang sengaja memasang wajah garang, memandang dengan ujung mata dan mulut dibuat sedikit menganga. Lalu bertanya tanpa ampun hingga narasumber berkata "sebentar dulu". Membingungkan memang, maunya apa sih.

Sikap semacam itu memang bisa hadir karena dua alasan. Pilihan pribadi si presenter atau bimbingan produser yang berteriak dari ruang master control. "TANYA TANYA, JANGAN DIAM. POTONG TERUS!" Susah memang kalau produsernya jareung eh malam.

Lantas pertanyaan berikutnya adalah, apakah marah-marah, ketus dan sok tau adalah pakem baru dalam profesi presenter tv. Apa presenter dianggap berkualitas jika berhasil membuat narasumber membara lalu pergi. Lalu dimana hak penonton untuk mendapatkan informasi. Bukankah tv hadir untuk itu.

Lagian, bukankah narasumber itu datang ke studio karena diundang. Seperti orang yang kita undang ke sebuah acara hajatan atau syukuran. Wajar bukan mereka yang datang dibuat menjadi nyaman. Sehingga dari kondisi itu mengalirlah cerita-cerita yang jujur, seru dan informatif.

3bccfea6-4714-4d41-a5e0-2684ae206f44-2060x1236.jpeg
Source

Ayolah. Mari kembalikan tv sebagai layar edukasi. Tidak usah ketus apalagi emosi. Sebab ini tv bukan ring tinju. Ini bukan pula kompetisi melainkan ruang untuk berbagi informasi.

IMG-20180202-WA0001.jpg

Baca Postingan Sebelumnya
Wajah Seterang Purnama Seredup Gerhana https://steemit.com/bloodmoon/@arielogis/wajah-seterang-purnama-seredup-gerhana

Mie Kocok dan Eh Cindoi https://steemit.com/food/@arielogis/food-mie-kocok-dan-eh-cindoi

me time- nya Mak si Nyak https://steemit.com/food/@arielogis/me-timenya-mak-si-nyak

Makan Siang yang Ulala https://steemit.com/food/@arielogis/makan-siang-yang-ulala

Bila Malas Mendera https://steemit.com/steemit/@arielogis/bila-malas-mendera

Sort:  

Bisa juga karena faktor kepentingannya. Si presenter punya misi tertentu semisal membentuk opini.

Iya tapi kasihan aja ya.. Gmn kalau itu ngak sesuai dengan hati nuraini??

Lihat potongan video acaranya bikin geram, mungkin presenternya acting gitu biar viral. Wkeke... Astagfirullah 😱

Hahha kadang, tapi buat apa nyinyir kek gt kan..

Itu presenter introgasi pak, haha

Mungkin mantan jaksa ngak??

Presenternya terobesi menjadi penyidik barangkali hahahaha.... Harusnya seorang presenter selaku tuan rumah tahu bagaimana cara memuliakan tamunya ya....

Itulah, ini udah ngundang orang trus nyari ribut.. Apa dia lupa bahwa hidup tenang adalah ajaran pancasila

Matiin aja tv kalau dengar berita yang dibaca sama presenter galak. Hahha

Great post !! 👍
Saya suka skali postingan @arielogis x ini... krn saya jg berkecimpung di dunia presenter jg dan news broadcasting, masih sgt butuh pembelajaran.
Baru2 ini salah satu tv swasta jg mewawancara bupati aceh besar terkait pramugari yg harus berjibab, jd prtanyaan si presenter ini sgt mnyudutkan bupati tsb sampai sang bupati memutuskan sambungan tlp tanpa basa basi penutup.
Sdikit kutipan prsenter tsb yg sy ingat jelas adalah "apakah anda bs sesuka nya membuat peraturan pramugari harus berjilbab jika masuk k aceh"
Prtanyaan yg menurut saya sgt menyudutkan dan bernada sinis tsb sangatlah buruk utk seorang presenter tv swasta yg sudah beken...
Terlihan bahwa presenter tsb tidak mngrti praturan pemerintahan di aceh dan jg islam.
Miris sekali..... krn di dunia broadcast kita jg mengutamakan attitude selain knowledge.☺️

Presenter itu ujung tombak. Maka menjadi arif adalah keharusan. Janganlah meu keng keng ngak jelas kan.. Hahha

Hhahahah iya betul itu bg @arielogis
Sukses tidak ny sebuah acra it krn mc atau presenter nya,,,
Kalo dy cm meuhaba bangai ngn emosi ya sama aj NOL jd nya....

MUngkin dia mau jadi Bupati. Haha

Payah peu sapat peng ke pilkada lom...

Iya susah jadi presenter itu ya bang. Sama kayak MC ya..

Iya sama itu. Makanya kemaren kaget pas liat mc acara gubernur tapi dibikin bikin kali. Macam mc di blangpadang. Sampe penonton nanya " pakeun lagee nyan teuma mc jih"

Kami upvote yaa..

Kasih sekali tamunya datang jauh-jauh dan di sebauh acara live dipermalukan begitu saja dengan pertanyaan menjurus. Kalo saya jadi Bintang tamu, waktu iklan alasan sesak kencing terus pergi kabur ke afrika. Hehe

Hahha itu pernah kejadian. Di acara rumpies. Tamu yg datang mayang sari. Entah gmn tiba tiba pas break dia pergi meninggalkan studio. Acara live pula. Ya udag feni rose berimprovisasi sampe acara abis...

Mungkin Bintang tamunya ada jadwal Kasih umpan lele. Makanya cabut duluan.

Udah lama gak lihat presenter Indonesia. Apa kabar dunia hiburan dan berita Indonesia, Bang?

Bila Bg Ariel menganalogikan presenter bagai raja di sebuah kerajaan. Maka bagi saya presenter adalah seorang aktor di sebuah film.
Bagus dan sampai atau tidaknya pesan dalam film tidak hanya tergatung pada aktornya. Melainkan juga pada si Sutradaranya yg menjadi faktor utama, dlm kemampuannya menyajikan dan mengkonsep sebuah cerita menjadi film.

Jadi dalam hal sebuah program tv, selain presenter. Si Produser juga sudah pasti punya peran vital dalam program tv nya.
Dan bila si presenter sudah dirasa tidak layak membawakan acara. Maka si produser punya wewenang untuk menggantinya.

Nyoe meunan bang? 😁

ini kan di Aceh dinda, adinda ini susah li ngertinya. kamu gak ngerti hukum islam....(bupati Aceh Besar)

APA MAKSUD ANDA? ANDA JAWAB SAJA PERTANYAAN SAYA! (Presenter marah-marah)