Misi Pembebasan si "bingung" (INA-ENG) Mission Liberation of the "confused"

in #life6 years ago

Jangan kau baca ! Ini hanya akan membebankan mu dengan amanahku.

Confused.jpg
Image Source

Saban hari tak ada jeda dalam kehidupan untuk lepas dari permasalahan. Kemelut dunia menghitamkan nurani jiwa. Cobalah tulis kata per kata dari sekian banyak harapan yang saban hari selalu menjadi buruan, belum lagi manusia yang tak cukup dengan impiannya terpaksa mengejar mimpi orang lain. Ada juga yg berpasrah bagai sampah dalam buih ombak, harap² jumpa bibir pulau kemilau. Apa itu semua ?

Sang ibu meng ehemm daku sambil membawa masuk piring² yg baru siap ia cuci, sedangku agak menghalangi mulut pintu belakang rumah. Sampai selesai ia tata itu piring, sambil mengangkut kain kotor menuju sumur berbalut terpal dia berkata "sudahlah, berhenti sejenak. Iya, sejenak saja istirahatkan sebentar otakmu, karna buah pikirmu saat ini hanya jatuh dalam payau kebingungan". Keningku mengkerut, hatiku bertanya "kapan dia buka kotak hitam jiwaku ?" Ah biarlah, namanya juga sang ibu pasti setengah jiwanya ialah malaikat bagi anak. Untukku, dia pasti dekat dgn tuhan, tak ada pembatas bagi do'a nya, begitu kata guruku. Pikiranku kembali ke beberapa tahun sebelum aku kebingungan, dimana aku hidup tenang dalam penjara asrama pendidikan.
Ku turunkan lipatan di betis celana dan mulutku tersenyum sambil tengadah ke langit, dan lagi ibu berkata "pesawat tak ambil penumpang di pertengahan jalan", arghh apalagi bu ? Begitu gerutuku dalam hati. Ku lirik lagi langit tuhan itu, mana pesawa ? Tak ada pesawat. Wah rupanya ibuku tadi sedang menterapikan akalku dgn lisannya.
Otakku sekejap terjaga, yg harus ku pikir saat ini ialah "Bagaimana aku dapat ke bandara agar mimpiku bisa mengudara ?"
Ahh arggghhh, bukan, bukan itu.
"Ahaa, sekarang aku harus mencari kaca pembesar". Iya kaca pembesar. "Aku punya kaca pembesar". Sekarang tas. "Iya, tas dan baju" begitu kata hatiku memberi perintah.
Aku harus beraksi, harus berpetualang agar kaca pembesar ini tak buram dimakan masa. Agar aku segera temukan bandara itu. Ku ambil kalkulator dan ku hitung berdasarkan rumus akar, ee rupanya makin hari mimpiku makin kempes. Tali sepatuku sebelah kiri dimana mak ? Aku bertanya sambil berteriak. "Ahh potong saja itu pengikat pagar" hahaha ibuku sedang menghibur anaknya.
Lalu sambil iamemeras kain, dia teriak lagi "hari ini bangku warung kopi mana lagi yg mau kau lap dengan pantat celana mu ?"
"Tidak mak, kali ini bukan warkop, tapi dunia" begitu jawab sambil menghidangkan senyum lebar kepadanya. "Assalamualaikum" aku pamit. Tak sempat ke dengar iya menjawab "alaikum salam" tpi yakin hatiku dia pasti menjawab sambil memamerkan senyum kebanggaan ayah.
Yaa, aku harus pergi, harus. Jangan tanya kenapa, karna tadi sudah kukatakan "aku harus mencari bandara agar mimpiku bisa mengudara". Jadi, do'a kan saja supaya cepat aku temukan itu bandara. Do'a supaya mimpiku dapat "terbang dengan selamat" itu nanti saja ya, agar tuhan tidak membelah berkahnya untuk kali ini, karna nanti pasti diberkahi lagi. Aku yakin bahwasanya tuhan pasti sayang padaku, itu pasti.
Rangkai saja dulu 2 do'a, tpi jangan do'a kan sekaligus keduanya.
Sipam rapi do'a kedua, karna pasti mulutku berteriak terpekik mengiang bumi ktika aku sudah di bandara harapan. Dan kalian telinga kalian, kawan, pasti terdengar. Saat itu tiba, jangan sampai do'a yg kau simpan itu dimakan rayap, musnah lah pesawat ku karna pelarianku saat ini saja juga tak terlepas dari do'a kalian yg sudah dahulu melangit. Satu lagi kawan, cotton bud harganya cuma 1.000 rupiah, bersihkan selalu kupingmu, aku takut ketika ketemukan bandara, sudah berkarat kau punga telinga.semoga jangan sampai begitu. Itu do'a besarku hari ini untuk kalian.
Sudahlah, aku sedang dalam ombak pertarungan do'a dan takdir. Tak bisa menulis panjang-panjang.pedang mereka terlalu tajam dan selalu mengiang di otakku.
Aku harus keluar dulu dari lingkaran tarung ini, baru nanti aku menulis lagi, tpi kau harus tunggu pesawatku landing, agar risalah nya bisa ku sampaikan, soalnya isu dari kawan dipesawat nanti badanku di pasung "safty belt" kalu tak salah begitu tulisannya.
"Hei brutal sekali pertarungan kalian", teriakku. Dan lagi "woi takdir mengalah lah sedikit dgn doa ku" ahh mereka terlalu terbuai dalam tarung, sedangku belum ingin berhenti menulis. Tapi sudahlah, tak ada alasan menunggu tinta habis, karna penaku selalu baru.
Pena ku simpan, badan ku rebahkan. Arghh selimut belum kering rupanya. Ikut bondan saja, berkata "ya sudahlah" mungkin rohani ku bisa pingsang sejenak, setidaknyan dengan gagang pedang takdir tang tak sengaja mendarat di pelipis mata ku hasil dari pantingan peraduan pedang antara takdir dan do'a.

In English:
Do not you read! It will only charge you with my trust.

Every day there is no pause in life to escape from the problem. The chaos of the world blacken the soul's conscience. Try to write words per word from the many hopes that every day is always a game, not to mention a man who is not enough with his dream forced to pursue the dreams of others. There is also a reply like a garbage in the froth waves, hopefully meet the lips of the island sheen. What's that all about?
The mother "ehemm" me while bringing in a plate that was just ready to wash, in the form of a little blocking the back door of the house. Until he finishes he plates the plate, hauling a dirty rag to the well wrapped in a tarp he says "stop, pause for a moment, Yeah, just for a moment rest your brain, because the fruit of your mind is just falling in brackish confusion". My forehead furrowed, my heart asked "when did he open the black box my soul?" Ah let it, his name is also the mother must be half his soul is the angel for the child. For me, he must be close to god, there is no limitation for his prayer, so says my master. My mind went back several years before I was confused, where I lived in a dormitory in an educational dormitory.
I lowered the folds of my pants from my calf and my mouth smiled as I looked up at the sky, and again the mother said "the plane does not take passengers in the middle of the road", 'arghh let alone bu? "As I grumbled in my heart lyrics again the sky of the god, where the pesawa? there is a plane.So apparently my mother was already talking my wits with his tongue.
My brain is instantly awake, all I have to think about right now is "How do I get to the airport so my dreams can air?"
Ahh arggghhh, no, not that.
"Ahaa, now I have to look for a magnifying glass". Yes magnifying glass. "I have a magnifying glass". Now the bag. "Yes, bags and clothes" so my heart gave orders.
I must act, must be adventurous so that this magnifying glass is not blurred by the time. So I quickly found the airport. I take the calculator and calculate it based on the root formula, ee apparently the more the day my dream is getting deflated. My left shoe strap where mak? I asked, screaming. "Ahh just cut it binder fence" hahaha my mother was entertaining her son.
Then as he pressed the cloth, he yelled again "What coffee stool is today where you want to wipe with your pants ass?"
"No mak, this time not a warkop, but the world" was answered as he served a big smile at him. "Assalamualaikum" I say goodbye. Did not have time to hear yes answered "alaikum salam" tpi sure my heart he would answer while showing off smile father pride.
Well, I have to go, I have to. Do not ask me why, because I said already "I have to find the airport for my dream to air". So, just pray so I can find that airport soon. Do'a so that my dream can "fly safely" that later, yes, so God does not divide his blessing for this time, because later it will be blessed again. I'm sure that god must love me, that's for sure.
Just put together 2 do'a, tpi do'a do'a both at once.
Sipam tidy second prayer, karna sure my mouth yelled crying the earth when I was at the airport hope. And you your ears, man, must be heard. When it arrives, do not let the prayer you save it eaten by termites, destroyed my plane because my escape today is also not apart from your prayers who had been in high altitude. One more buddy, cotton bud cost only 1000 rupiah, clean always your ears, I'm afraid when you find the airport, rusty you punga ear.semoga not to be so. That's my big prayer today for you guys.
Never mind, I'm in the waves of prayer bouts and destiny. Unable to write long-term. Their swords are too sharp and always burst in my brain.
I have to get out of this tarung circle, then I'll write again, tpi you have to wait for my plane landing, so the message I can tell, because the issue of my friends dipesawat my body in the "safty belt" kulu not so wrong writing.
"Hey brutal once your fight", I shouted. And again "woi destiny succumbs a bit with my prayers" ahh they are too lulled in the fight, while I do not want to stop writing yet. But never mind, there is no reason to wait for ink out, because penaku always new.
My pen keeps, my body is falling. Arghh blankets have not dried up apparently. Just bond it, say "yes never mind" maybe my spiritual can pingsang for a moment, at least with the handle of the sword of fate accidentally landed on the temple of my eyes results from the sword of the sword between the fate and prayer.

Sort:  

Mantap aduen

Terimakasih aduen @emsyawall

Bebaskan dirimu, agar bisa melihat siapa diri mu.
Cerita yang mantap bro