Megang Adalah Tradisi Pilu Bagi Mereka Yang Tidak Mampu

in #life6 years ago (edited)

images.jpeg
Source

Megang adalah tradisi atau budaya yang tragis bagi mereka yang tidak mampu, ketidakmampuan mereka membeli daging membuat hati kita tergores dan iba melihatnya.

Satu sisi, memang budaya ini bagus, namun ada sisi lain yang lebih kelam, jika kita sedikit mau peduli kepada mereka yang tidak mampu membelikan daging.

Tradisi-Meugang-1024x682.jpg
Source

Coba kita membuka mata selebar-lebarnya terhadap saudara kita yang hidupnya jauh dari kata berkecukupan, bisa kita bayangkan apa yang orang tua mereka katakan kepada anaknya jika satu kilo daging saja tidak mampu mereka belikan.

Pernah tidak kita iba dan peduli terhadap ketidak mampuan mereka ?
Pernah tidak kita renungkan, jika nasib itu menimpa kita ?
Hampir 80 % orang tidak mau peduli terhadap kejadian ini.

Apakah ini yang merupakan budaya dan adat yang perlu kita jaga dan melestarikannya.
Jika pun iya ?
Bagaimana nasib mereka yang tidak mampu membeli daging tersebut.

Apakah kita diam dengan seribu bahasa terhadap saudara kita, apa kita hanya melihat saja kepedihan yang mereka rasakan itu, dimana letak kemanusiaan kita terhadap mereka.

Jika nasib mereka tidak ada yang peduli, maka hilangkan saja tradisi yang memilukan ini, saya tidak begitu sepakat terhadap tradisi dan budaya yang nasib mereka tidak tertolong sama sekali.

Contoh kasus :

Percakapan anak dengan ayahnya yang tidak mampu membelikan daging tersebut ?

Megang pertama :

Anak: "Ayah, na neu blo sie"

Ayah: "Golom neuk, manteng meuhai that sie dipasai"

Anak: "Wate ka murah, ayah bloe sie beh."

Ayah: "Goet neuk"

Megang kedua

Anak: "Hana ayah bloe ago sie"

Ayah: "Siat teuk ino ayah bloe neuk beh"

Anak: "Pajan ayah, uro nyo megang terakhir."

Ayah: "Insya Allah supotnyo ayah bloe."

images (2).jpeg
Source

Akhirnya karena berlarut-larut tidak membelikan daging tersebut, membuat si anak merasa sedih hati dan iri sama kawannya yang notabes ayah mereka jauh dari kata mampu membelikan daging lebih dari satu kilo tersebut, membuat sianak menangis tersendu-sendu.

Bisa kita bayangkan, jika ini yang kita alami dan apa yang akan kita sampaikan kepada anak kita, tergores hati seorang anak karena ayahnya tidak mampu membelikan daging ?

Subhanallah begitu pilunya nasib anak yang tidak mampu ini, membuat hati saya berkata, "adak bek na pih jeut megangnya" jika tidak ada pun tidak apa-apa hari megang itu.

Toh pada akhirnya agama kita tidak mewajibkan mempertahankan tradisi yang pada hakikatnya masih ada saudara kita yang merasakan kepiluan dan ketidak mampuan mereka membelikan dan memberikan ini kepada anak-anaknya.

Jika memang ada solusi untuk menanggani permasalahan ini, maka pertahankan lah dan lestarikan budaya tersebut. Tapi jika solusi tidak mampu menjawab terhadapat permasalahan ini, maka tinggalkanlah budaya yang menggores hati mereka yang tidak mampu.

images (2).jpegIMG-20180419-WA0030.jpg

Sort:  

Karena adat lebih enak saat diadatkan
Visit my blog

Yes, adatnya baik.
Tapi tantanan jih kureung meu singkloet

Congratulations @rizalfahmi3754! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!