Kebaikan dalam diri orang lain

in #life6 years ago

pada malam ini saya ingin berbagi cerita kepada sahabat steemit

ada dua cerita yang ingin saya sampaikan, cerita yang pertama menceriterakan tentang anak laki laki yang lahir, tumbuh dan besar disebuah pulau yang terpencil diindonesia,

dipulau yang terpencil tersebut, menjadi suatu tradisi dan budaya bahwa anak anak dilarang dan menjadi hal yang sangat tabu untuk melibatkan anak anak dalam pembicaraan orang orang dewasa, ada sebuah aturan yang tidak boleh dilanggar oleh anak anak siaoapun yang bahwa anak anak diwajibkan untuk patuh, taat dan menghormati dunia orang dewasa, anak anak dipaksa untuk menerima sikap dan perilaku orang orang yang sudah dewasa.tidak ada istilah lingkungan yang inklusif bagi anak anak dipulau tersebut. selain terpencil, pulau tersebut juga sangat terisolir, masyarakat disana menganggap bahwa mempelajari sesuatu dari dunia luar tidak bermamfaat sama sekali dalam kehidupan mereka sehari hari.

pada suatu hari, pulau tersebut dikunjungi oleh orang orang asing/dunia luar, orang orang asing tersebut berbicara dengan para orang tua dan dengan para orang orang dewasa lainnya.ada seorang anak anak yang melihat dan mendengar pembicaraan mereka, kemudian salah seorang dari orang asing tersebut mendekati anak itu dan berlutut didekatnya lalu memperkenalkan dirinya dan mulai mengajak berbicara dengat anak itu.
kejadian ini meninggal kesan yang sangat mendalam bagi sianak tersebut dan berbekas sampai saat ini, karena ada orang dewasa yang mau melibatkan dirinya dalam dunia orang orang dewasa, anak tersebut telah diperlakukan selayak dan sepantasnya manusia.maka pertemuan tersebut menjadi suatu pencerahan dan semacam titik balik sianak, dan saat ini sianak tersebut sudah tumbuh dewasa, telah mempelajari berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah mempelajari masalah yang berkaitan debgan perdamaian diluar pulau yang selama ini ia tempati.

cerita yang kedua menceriterakan seirang anak laki laki yang lahir, tumbuh dan besar disatu kampung yang masyarajat disana bersikap cuek dan kurang toleran dam kehidupan beragama, karena perilaku masyarakat yang demikian, maka dalam diri sianak tersebut menimbulkan kesan yang bahwa orang orang dikampungnya dan siapun orang orang yang menganut agama tersentu selain daripada agama yang dianutnya dan selama ini telahmenghina agamanya dianggap orabg irabg jahat dan tidak bisa dipercaya sama
sekali. kenyataan ini menjadi sangat ironis, sianak tersebut tumbuh dan berkembang menjadi pengikut yang sangat fanatik dalam agama yang dianut, dia akan berusaha mati matian dan akan melakukan segala macam cara siang dan malam dalam rangka mempertahan, melindungi iman dan kepercayaannya dari rongrongan penganut agama lain.

lalu, pada suat hari dia mengikuti sebuah pelatihan, pelatian tersebut diselenggaran oleh NGO asing, pesertanya berasal dari berbagai kelompok yang ada diindonesia,, kebetulan dia tinggal satu kamar dengan seorabg peserta dari daerah lain yang nenganut agama berbeda dengan dia, dari pertemuan dan pembicaan yang rutin setiap dengan teman barunya itu, perlahan lahan merubah cara pandah dan pola fikir dia terhadap penganut agama lain, dan dia menyadari bahwa ada nilai nilai kemanusiaan dalam diri rekannya itu.

dan sekarang, dia telah menjadi seorang aktivis kemanusia bidang perdamaian, dia begitu tangguh dan gigih memperjuangkan dan mempertahan nilai nilai kemanusian dilingkungan tempat tinggalnya dengan masyarakat yang majemuk dan berbeda beda.

sahabatku sekalian, kedua cerita tadi terjadi dalam situasi dan kondisi biasa biasa saja, namun situasi tersebut akan berubah menjdi situasi yang luar biasa bila kita melihat dari nilai nilai yang pertahankan yaitu
bagaimana kita memahami dan mempertahankan nilai nilai perdamaian dalam diri kita masing masing dan dalam masyarakat yang berbeda beda pola fikirnya.
image
ketika saya renungkan kembali cerita diatas, ada dua hal yang muncul dalam pemikiran saya, kedua cerita tadi menceritakan tentang seseorang yang encounter (menemui seseorang yang kita anggab musuh atau bertatap muka dengan musuh), dalam hal ini saya yakin bahwa busuh bukan hanya dalam bentuk fisik, namun ada juga yang berbentuk non fisik, seperti perasaan tidak aman. ketika melakukan pertemuan secara langsung dengan orang , maka berbagai bentuk hambatan hambatan sedikit demi sekit pasti akan
terasi , ketika pertemuan lasung anak laki laki dengan orang asing dalam cerita tersebut diatas yang mau menerimanya dan memperlakukannya sama sepetti orang dewasa , dan ketika laki laki yang kurang toleran bertemu debgan "orang lain" yang notabenenya sesama manusia, maka dua orang yang berbeda kutub
seakan akan menjadi satu.

saya meyakini bahwa kiranya sangat penting untuk terus menjaga dan terus meningkatkan semangat "saling menerima" , secara aktif kita menerima setelah berhadapan atau bertemuan dengan orang lain, mampu menerima orang lain srbagaimana mampu menerima dirinya sendiri,meberima berbagai macam bentuk perbedaan, beraneka ragam bentuk keunikannya dan segala aspek kehidupan.

dalam cerita tersebut diatas, sianak bisa mengambil sikap apakah dia akan meneruskan kebiasaan didalam masyarakat untuk tidak melibatkan anak anak atau membentuk suat jalan baru dengan cara memberikan penghargaan bagi anak anak sebagai bagian dari masyarakat, sementara itu lelaki dalam cerita yang
kedua, diapun bisa bebas memilih apakah dia bisa melihat kebaikan kebaikan yg muncul dari jiwa
orang lain, atau dia tetap berprinsip hidup secara eksklusif. semangat untuk bisa menerima orang lain akan tumbuh ketika kita melihat kebaikan yang muncul dari jiwa orang lain.
image
kedua cerita tersebut diatas menunjukkan bagi
saya kalau kita berkeinginan menjadi bagian dari usaha untuk mengembangkan perdamaian , maka kita semestinya dan harus berhadapan dengan orang lain
dan diri kita sendiri.

kedua cerita tersebut muncul dalam benak fikiran saya ketika saya merefleksikan pelatihan resolusi konfik dan perdamaian.
demikian cerita saya pada malam ini, semoga bermamfaat.

Goodness in others

on this night I want to share the story to my friend steemit

there are two stories that I want to convey, the first story tells about a boy born, grown and grown in a remote island in Indonesia,

in the remote island, it becomes a tradition and culture that children are forbidden and to be very taboo to engage children in adult talks, there is a rule that should not be violated by any children that children are required toobedient and respectful to the world of adults, children are forced to accept the attitudes and behaviors of adults. There is no inclusive environmental terms for the children of the island. in addition to isolated, the island is also very isolated, the people there assume thatlearning something from the outside world does not work at all in their daily lives.
.one day, the island was visited by a foreigner / the outside world, the stranger was talking to parents and with other adults. there was a child who saw and heard their conversation, then one of the strangers approached the boy and knelt down nearby and introduced himself and started talking to the boy.
.this incident died a very deep impression for the sianak and scarcity to this day, because there are adults who want to involve themselves in the world of adults, the child has been treated properly and appropriately human. Then the meeting became an enlightenmentand a kind of turning point sianak, and now the sianak has grown up, has studied various disciplines, one of which is to study the problems related to debgan peace outside the island that had been occupied.
the second story tells of a boy who was born, grew up and grows in a village whose society there is ignorant and less tolerant and religious life, because of the behavior of such a society, in itself it creates the impression that people arein his village and in the hands of those who professed a religion apart from his religion and have insulted his religion as an evil or unbelievable
once. this fact becomes very ironic, it grows and develops into a very fanatical follower in the religion it adheres to, he will endeavor to die and will do all sorts of ways day and night in order to defend, protect his faith and belief fromrongrongan adherents of other religions.then, on one day he attended a training, the death was organized by a foreign NGO, the participants came from various groups in Indonesia, he happened to live in a room with seorabg participants from other regions who follow different religions with him, from meetings andevery routine conversation with his new friend, slowly changing his way of pandah and his thought patterns against other religious believers, and he realizes that there is a value of humanity in his partner.
and now, he has become a humanitarian activist in the field of peace, he is so resilient and persistent in fighting for and maintaining the value of humanity in his neighborhood with a diverse society.

my friends, these two stories occur in ordinary circumstances, but the situation will change to an extraordinary situation when we look at the value of the defended value that is
how we understand and maintain the value of peace in each of us and in different societies different patterns his mind
image
as I reflect on the story above, there are two things that come to my mind, the two stories tell of an encounter (to meet someone we enemy or face to face with the enemy), in which case I am convinced that the foul is not just in formphysical, but there is also a non-physical form, such as feelings of insecurity. when meeting directly with people, then the various forms of obstacles to obstacles bit by bit will
terasi, when the boy's encounter with the stranger in the above story is willing to accept it and treat it as adult, and when the less tolerant man meets the "other" man who is notabenenya fellow human, two different peoplepoles

as if it would be one.I believe that it is very important to continue to maintain and continually improve the spirit of "mutual acceptance", actively accepting after facing or meeting with others, being able to accept others as able to accept themselves, in various formsdifferences, diverse forms of uniqueness and all aspects of life.in the story mentioned above, he can take a stand whether he will continue the custom within the community not to involve children or form a new way by rewarding the children as part of the community, while the man in the storythat second, he can freely choose whether he can see the goodness of the emerging from the soul
others, or he remains principled in life exclusively. the passion to accept others will grow when we see the good that comes from the souls of others.
image
the two stories mentioned above show for
if we want to be part of the effort to develop peace, then we should and should be dealing with others
and ourselves.

these two stories come to mind when I reflect on the training of conflict resolution and peace.
so my story tonight, may be useful .