Permasalahan lain dalam mengatasi pengangguran intelektual adalah lemahnya daya saing sarjana kita. Tidak ada keterampilan menjual apapun yang dimiliki sarjana sehingga tidak ada nilai tambah yang membuat mereka diperebutkan perusahaan.
Hal itu terjadi karena sejak dunia pendidikan pun calon sarjana itu sudah lambat dalam meningkatkan kapasitas. Lebih banyak kampus kos kampus kos, kemampuan untuk meningkatkan banyak keterampilan seperti menulis dan membaca di luar bahan utama tidak ada.
Makanya saat ini di semua prodi mulai memasukkan MK hang berhubungan dengan entrepreneurship agar mereka punya daya wirausaha atau mencari peluang tanpa harus bangga dengan IP.
Dalam konteks keterampilan menjual, mari kita lihat kecerdasan literasi seorang sarjana, bahkan S3 yang tidak bisa menulis password dalam bahasa Inggris. Mengapa bisa lulus S1, S2, sampai S3? Padahal, dia punya emil (email) dan untuk membuka harus ada paswot. Hehehehe....