Berbagi Peran, Menunaikan Tanggungjawab

in #writing6 years ago (edited)

Saat berbuka puasa adalah waktu berkumpul seluruh anggota keluarga. Ibu sangat melarang kami buka puasa diluaran, kecuali ada acara. Begitu pula saat makan sahur, selalu bersama. Kecuali saat aku sudah dibangku SMU. Saat itu aku bekerja ditambak, sahur lebih sering ditambak ketimbang dirumah.


image


Seperti yang ku singgung pada postingan sebelumnya; dibulan puasa, ibuku selalu membagi peran kepada kesemua anak-anaknya. Kami yang laki-laki selalu mendapat jatah mencuci piring-piring sisa berbuka maupun sahur. Sedangkan dua adik perempuanku membantu ibu memasak, menyiapkan semua menu berbuka hingga menu makan sahur.

Kami semua tujuh bersaudara. Lima lelaki dua perempuan. Dari lima lelaki, hanya tiga orang yang diberikan tanggungjawab mencuci piring. Dua adik lelakiku masih belum bisa diberi tanggungjawab itu, walaupun mereka senang sekali bermain air saat kami melaksanakan tugas mencuci piring.


image


Kami bertiga melakukan tugas bergiliran. Tiap malam seorang. Jika malam ini aku yang dapat giliran, dua malam berikutnya aku absen. Begitu seterusnya. Kadang jika cukup banyak piring yang harus dicuci, aku minta bantuan adikku yang lain. Sebagai gantinya, aku akan membantunya mencuci di malam ia mendapat giliran.

Berbeda dengan dua adik laki-laki ku, aku lebih memilih mencuci piring setelah shalat tarawih. Sedangkan mereka, siap berbuka langsung melakukan kewajibannya. Jika ada yang alpa, maka harus mengganti tanggungjawab itu diwaktu yang lain.


image


Tak hanya urusan dapur, untuk urusan yang lainnya juga demikian. Pembagian peran dirumah juga dilakukan hingga saat menjelang lebaran. Misal untuk tugas membersihkan rumah dan pekarangan, tugas diluar rumah biasanya dibebankan kepada yang lelaki. Sedangkan yang perempuan untuk tugas di dalam rumah.


image


Walaupun lelaki lebih dominan dirumah, ibu selalu memberi tanggungjawab yang merata kepada semua anak-anaknya sesuai usia kami. Walaupun sekali dua aku mangkir. Jika sudah begitu, aku tak hanya berhadapan dengan ibu, tapi juga adik-adikku karena mereka harus mengerjakan apa yang seharusnya menjadi tanggungjawabku. Diwaktu yang lain, aku wajib mengantinya. Begitu juga dengan adik-adik yang lain, mereka juga wajib mengganti jika ada yang alpa.

Rutinitas seperti itu terus berlangsung hingga satu persatu dari kami keluar rumah untuk urusan pendidikan maupun telah menikah. Ketika lebaran tiba baru kami berkumpul kembali. Saat berkumpul, tugas-tugas seperti itu akan dilakukan lagi tentu dengan nuansa yang berbeda. Sambil bercerita tentang momen-momen lucu saat masa kecil dulu ketika mengerjakan pekerjaan yang sama.

Saleum
Hafidh Polem

Sort:  

Jroh that caritra jih. Kenangan masa kecil bersama keluarga yg harmonis, sungguh sesuatu sekali....

Teurimong geunaseh bang yus. Sigoe dua cinut keu ubat 😂😂😂

Jroh..sang na digampong seulawet puasa atawa kisah yang awai ka berlalu begitu saja..
Seulamat puasa manteng...mf lahe bathen.. In syaa Allah. Aamiin...

Nyoe di kutaradja. Nyan awai sigolom saboh sahoe. Sama2 jal, selamat menjalankan ibadah puasa cit. InsyaAllah uroe raya ta meurumpek di gampong

In Syaa Allah

Keren bang, sepertinya idiom sekolah pertama adalah rumah betul - betul Abang jalani.
Pola itu akan membentuk jiwa kerjasama dan saling sayang menyayangi , jroh.

Teurimong geunaseh @bangrully. Rumoh madrasah pertama.