Peran perawat dalam mengatasi dampak hospitalisasi pada keluarga pasien yang dirawat di ICU

in #zzan5 years ago

IMG_20191016_132046.jpg

Hospitalisasi atau rawat inap adalah suatu keadaan dimana seorang pasien harus dirawat disebuah institusi pelayanan medis.

Penelitian Van Horn & Tesh (2000) menyebutkan bahwa hospitalisasi menimbulkan dampak pada keluarga pasien yang berupa perubahan pada pola makan, pola tidur, pola aktivitas, perubahan dalam peran keluarga serta respon untuk menyikapi suatu masalah atau kondisi.

Bila keluarga tidak dapat melewati proses hospitalisasi anggota keluarganya dengan baik, maka bisa dipastikan pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien akan terganggu.

Dalam menjalankan perawatan pasien, perawat harus mampu memahami kondisi akibat hospitalisasi pada keluarga dan berperan dalam menemukan intervensi yang tepat untuk menanggulanginya.

Hal tersebut mutlak dilakukan, karena keluarga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perawatan pasien di ICU, dr. T . Yasser Arafat Sp.An. KIC dalam banyak kesempatan menyatakan bahwa, amat penting bagi seluruh tim kesehatan untuk memaksimalkan peran keluarga dalam merawat pasien di ICU.

Peran keluarga selama perawatan pasien diantaranya adalah :

  1. Sebagai pemberi informasi terkait riwayat kesehatan pasien untuk kepentingan diagnostik
  2. Pemberi keputusan terkait prosedur tindakan medis yang akan dilakukan pada pasien
  3. Memenuhi kebutuhan kasih sayang bagi pasien. Hal ini sesuai dengan pendapat McAdam, Arai dan Puntillo (2008) yang menyebutkan bahwa keterlibatan keluarga mampu menghadirkan keintiman dan rasa memiliki pada pasien yang dirawat di ICU.

Perawat di ICU tidak hanya dituntut untuk memiliki skill dalam merawat pasien, tetapi harus mampu memandang pasien secara holistik.

Perawat dapat menjembatani kebutuhan keluarga selama pasien menjalani hospitalisasi dengan :

  1. Memberi informasi yang dibutuhkan keluarga, dengan bahasa yang mudah dimengerti dan memberikan kemudahan untuk berkonsultasi dengan dokter.
  2. Memberi support emosional dan spiritual pada keluarga, termasuk menghadirkan pemuka agama bila diperlukan.
  3. Memberikan kesempatan bagi keluarga untuk mendapatkan support sistem dari pihak lain, seperti sahabat, keluarga jauh, atau lembaga tertentu untuk membantu memberi penguatan positif pada keluarga.

Penulis adalah Ners yang bertugas di Unit Intensive RSUZA Banda Aceh